Jumat 25 Sep 2015 21:36 WIB

'Jalan Rel Dukung Distribusi Barang dan Pariwisata di Banten'

Provinsi Banten
Provinsi Banten

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno mengatakan, jalur Kereta Api (KA) Rangkasbitung-Labuan yang nonaktif di Banten, sangat potensial jika diaaktifkan kembali.

"Di Banten, selain jalur Saketi-Bayah yang belum aktif, masih ada jalur KA nonaktif yangg lain, seperti lintas Rangkasbitung-Labuan sejauh 56 km dan sangat mendesak untuk diaktifkan," ujarnya, Jumat (25/9).

Dulunya, kata Djoko, di jalur ini puluhan kilogram (kg) ikan dari Labuan diangkut menuju Stasiun Tanahabang, Jakarta Pusat yang berjarak 129 km. Dari Tanahabang biasanya mengangkut garam untuk keperluan pembuatan ikan asin di Labuan. Sedangkan, Labuan sebagai penghasil ikan dapat menjd pemasok konsumsi ikan bagi warga Jakarta.

Sepanjang jalur Rangkasbitung-Labuan sendiri terdapat stasiun Pandeglang, Saketi, dan Menes. Djoko menilai, kondisi stasiun tersebut masih berwujud bangunan, meski tidak utuh seperti sedia kala.

Dengan mengaktifkan jalur ini, ia optimis dapat meneruskan ke lintas cabang dari Saketi ke Bayah sejauh 89 km. "Di samping itu, di dekatnya sudah dikembangkan kawasan industri dan pariwisata Tanjung Lesung yang cukup terkenal," katanya menambahkan.

Selain rencana bangun tol dr ruas Jakarya-Merak, ia memandang tidak ada salahnya dibangun pula jalan rel dari Labuan atau Menes. "Tersedianya jalan rel menuju Tanjung Lesung cukup mendukung distribusi barang dan pengembangan pariwisata di Provinsi Banten," lanjutnya.

Dengan mengaktifkan jalan rel, ada alternatif bermobilitas bagi warga selain menggubakan jalan raya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement