REPUBLIKA.CO.ID,REJANG LEBONG -- Dinas Kesehatan Kabupaten Rejanglebong, Provinsi Bengkulu, mencatat hingga pertengahan September kasus serangan demam berdarah dengue (DBD) telah mengakibatkan dua warga setempat meninggal dunia.
Kepala Bidang Pengendalian, Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P3PL) Dinkes Rejanglebong Nunung Tri Mulyanti di Rejanglebong, Rabu, menjelaskan terhitung Januari hingga pertengahan September 2015 jumlah warga yang terserang DBD dan menjalani perawatan di RSUD Curup mencapai 151 kasus.
"Sepanjang tahun 2015 jumlah warga terserang DBD dan menjalani perawatan di RSUD Curup mencapai 151 kasus, dimana dua diantaranya meninggal dunia," katanya.
Kedua warga yang meninggal dunia akibat terserang DBD tersebut kata dia, dialami warga Kelurahan Adi Rejo Kecamatan Curup dan satu lagi berasal dari Kecamatan Curup Timur.
Kalangan warga yang terserang DBD itu tambah dia, menjalani perobatan di RSUD Curup.
Dari jumlah warga yang menjalani perawatan akibat terserang DBD di RSUD Curup itu sendiri bukan kesemuanya berasal dari Rejanglebong beberapa orang diantaranya berasal dari Kabupaten Kepahiang dan Lebong, namun terbanyak berasal dari Rejanglebong.
Untuk mengantisipasi meluasnya serangan DBD di Kabupaten Rejanglebong khususnya pada musim kemarau saat ini yang memungkinkan perkembangbiakan nyamuk aides aigypty lebih cepat, pihaknya telah melakukan pembagian serbuk abate dalam 15 kecamatan di daerah itu.
Pembagian bubuk abate itu sendiri mereka prioritaskan di wilayah kasus terbanyak yakni di Kecamatan Curup Timur, karena dinilai menjadi daerah endemik serangan DBD.
Selain melakukan pembagian abate kepada warga dalam 15 kecamatan pihaknya juga menyosialisasikan gerakan kebersihan lingkungan serta sosialisasi gerakan 3M yakni menutup tempat penampungan air, kemudian menguras bak mandi, serta mengubur barang bekas.