REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Penggerak PKK Kabupaten Bojonegoro bersama Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) melakukan Evaluasi Tahap I Program Gerakan Makanan Sehat Anak Sekolah, Selasa (22/09).
Sebelumnya, launching dan riset program ini dilakukan Februari 2014. Sebagai pilot project, FKUI melakukan riset terhadap tiga sekolah yaitu SDN Ngrowo 2, SDN Kadipaten 1, dan SDN Kadipaten 2 Bojonegoro.
Dari evaluasi tahap I tersebut ditemukan hasil positif atas perilaku makan siswa dan guru,. Para siswa dan guru tidak mau lagi mengonsumsi makanan tak sehat.
Hasil positif juga ditemukan pada perilaku penjual kantin dan pedagang kaki lima yang berjualan makanan di sekitar sekolah. Mereka tidak lagi menggunakan bahan pengawet makanan seperti borax, pewarna tekstil, dan bahan kimiawi tak layak pakai lainnya.
“Suatu kebanggaan, Bojonegoro dipercaya sebagai laboratorium lapangan. Gerakan ini sangat penting agar seluruh lapisan masyarakat khususnya siswa SD dapat secara nyata melakukan pola hidup sehat. Merekalah calon pemimpin masa depan bangsa ini,” kata Ketua Tim PKK Kabupaten Bojonegoro, Hj Mahfudhoh Suyoto.
Dalam siaran pers yang diterima Republika, Rabu (23/9), food education penting untuk diberikan kepada siswa-siswi sebagai bagian yang terukur dalam kurikulum pendidikan nasional, khususnya pendidikan dasar dan menengah. Bahkan ia berharap dapat pula dimasukkan ke dalam pendidikan nonformal untuk pemberdayaan masyarakat luas.
Sejak digulirkan awal tahun 2014, program ini baru dilaksanakan di DKI Jakarta dan Kabupaten Bojonegoro. Kabupaten Bojonegoro dipercaya karena FKUI melihat kesungguhan dan dukungan Bupati Bojonegoro dan Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Bojonegoro dalam melakukan pemberdayaan masyarakat, terutama di bidang kesehatan.