Selasa 22 Sep 2015 23:00 WIB

Atasi Kemacetan, Pengembang di Surabaya Patungan Buat Terowongan

Rep: Andi Nurroni/ Red: Hazliansyah
Kemacetan. Ilustrasi
Foto: Republika
Kemacetan. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Para pengusaha properti di Surabaya menyadari pentingnya sinergi dalam penataan kota. Ancaman kemacetan yang dihadapi Kota Pahlawan jika tidak diatasi, pada akhirnya akan melemahkan roda ekonomi, termasuk bisnis properti yang mereka geluti.

Melihat hal tersebut, para pengembang di Surabaya sepakat membantu pemerintah kota mengurai ancaman kemacetan. Seperti pernah diwacanakan sebelumnya, para pengembang setuju urunan membuat jalan terowongan atau underpass di Bundaran Satelit, Jalan Mayjen Sungkono, salah satu titik lalu lintas yang padat.

Sinyal akan dimulainya pembangunan terowongan sepanjang 500 meter dengan biaya sekitar Rp 60 miliar itu ditandai dengan rencana peletakan batu pertama yang direncanakan digelar Jumat (25/9). Hal itu disampaikan Ketua DPD Real Estate Indonesia (REI) Jawa Timur, Totok Lusida seusai berkunjung ke ruang kerja Wali Kota Surabaya bersama dengan beberapa pengembang, Senin (21/9).

“Rencananya tanggal 25 September nanti kita akan melakukan peletakan batu pertama untuk /underpass. Ini kita rapatkan di sebelah mana peletakan batu pertamanya. Bu wali kelihatannya setuju meski tidak secara eksplisit,” kata Totok Lusida menjawab pertanyaan wartawan di Balai Kota.

Dijelaskan Totok, untuk mempercepat pembangunan jalan bawah tanah tersebut, pihaknya sudah membentuk tim kelompok kerja (pokja). Menurut dia, tim pokja terdiri dari 10 orang yang mewakili pengembang dan juga Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang berkaitan dengan perizinan. 

“Kita akan rutin melakukan rapat untuk percepatan pengembangan underpass ini. Pengembang bisa melalui tim Pokja dulu untuk kelengkapan perizinan supaya perizinan yang terealisasi bisa ada percepatan,” kata Totok.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement