REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN – Tidak sedikit orang yang belum pernah menyaksikan Sendratari Ramayana. Sendratari Ramayana sendiri merupakan atraksi visualisasi epos Ramayana yang ditampilkan dalam rangkaian gerak tari khas Jawa dan musik gamelan.
Untuk itu, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten (Disbudpar) Sleman akan menggelar pentas Sendratari Ramayana gratis pada Sabtu (26/9) pukul 19.30 WIB di Panggung Utara Lapangan Denggung.
"Sendratari ini sengaja dikemas untuk menyemarakkan gelaran event Pelangi Budaya Bumi Merapi," tutur Kepala Disbudpar, AA Ayu Laksmidewi, Selasa (22/9).
Ia mengatakan, Festival Pelangi Budaya Bumi Merapi sendiri akan menyuguhkan atraksi yang spektakuler diakhir pekan ini. Di antaranya, pada Jumat (25/9) pukul 14.00-17.00 WIB, akan ada pawai ogoh-ogoh dari 17 kecamatan di Lapangan Denggung menuju ke lapangan Pemda Sleman menyusuri Jalan KRT Pringgodiningrat.
Selain itu, pukul 19.30 WIB akan disajikan pentas aneka seni oleh Dimas Diajeng Cilik Sleman di Panggung Utama Lapangan Tennis, serta pentas kethoprak PS Bayu dari Pajangan Sleman di Panggung Utara Lapangan Denggung.
Masih pada Jumat, pembukaan Festival Pelangi Bumi Merapi akan diawali dengan pementasan kesenian jathilan pada pukul 09.00-11.30 WIB di Panggung Utara Lapangan Denggung.
Pada hari kedua, Sabtu 26 September 2015 mulai pukul 11.00 WIB akan ada penampilan Festival Bregada Prajurit yang melibatkan 32 kontingen dari 17 kecamatan se Kabupaten Sleman. Dengan start dari lapangan Pemda menuju Lapangan Denggung.
Dilanjutkan pada sore harinya pukul 17.30 WIB ada pentas seni angklung di Panggung Utara Lapangan Denggung. Malam hari mulai pukul 19.30 WIB akan ada Pentas Musik Pensil Alis oleh seniman Anang Batas di Panggung Utama Lapangan Tennis di Jalan KRT Pringgodiningrat Tridadi Sleman.
Pada hari ketiga, Ahad (27/9) pukul 13.00-17.00 WIB merupakan acara puncak. Pada hari tersebut akan digelar Karnaval Pelangi Budaya Bumi Merapi yang melibatkan lebih dari 50 kontingen dengan 1.700 personel dari berbagai elemen komunitas seni budaya dan stakeholder pariwisata.
Di antaranya hotel, restoran, museum, perguruan tinggi, desa wisata, dan kelompok penyelenggara upacara adat. "Bahkan komunitas mahasiswa luar daerah juga akan bergabung dalam event ini. Seperti komunitas mahasiswa Bali, Banjarnegara dan Kalimantan Barat," tutur Ayu.
Ikuti Whatsapp Channel Republika