REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebijakan pemotongan hewan kurban di Rumah Porong Hewan (RPH) menimbulkan pro kontra. Salah satunya dari Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Mohamad Taufik.
Taufik menyebut Pemerintah provinsi DKI Jakarta dibawah kepemimpinan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama tidak perlu mengusik persoalan keagamaan. Apalagi jika tidak paham maksud yang terkandung dari Idul Adha.
"Ahok (sapaan akrab Basuki) nggak paham Islam. Jangan sentuh yang berhubungan dengan keagamaan. Biar nggak ada sentimen jelek," katanya kepada Republika,.co.id, Ahad (20/9).
Pemotongan hewan kurban berkaitan dengan proses spiritual Muslim. Jangan sampai keputusan-keputusan kontroversial menimbulkan sentimen buruk bagi pemprov.
Terlebih, tambah Taufik, alasan yang dikemukakan hanya berkisar pada permasalahan kesehatan. Alasan tersebut sangat menyakitkan karena tidak masuk akal. Belum tentu jika dipotong di RPH hewan juga bebas penyebaran penyakit.
Namun, Taufik mendukung adanya petugas kesehatan yang diturunkan Pemprov DKI untuk mengawasi pemotongan. Karena itu merupakan bentuk tanggung jawab yang harus dilakukan.
"Ada petugas kesehatan nggak apa-apa. Itu kan memang sudah tugas. Tapi asal jangan sok tahu saja makanya," ucapnya.
Sebelumnya, Ahok mewajibkan pemotongan hewan kurban di RPH. Hal ini didasarkan atas faktor kesehatan. Ahok menilai pemotongan semacam itu rawan penyebaran penyakit dari spora yang terkandung di darah hewan.