Sabtu 19 Sep 2015 01:00 WIB
Penistaan Masjid Al Aqsa

Asia Pasific Community Mendeklarasikan Sikap Bela Masjid Al Aqsa

Rep: C16/ Red: Bayu Hermawan
Tentara Israel menggunakan senjata membubarkan warga Palestina di kompleks Masjidil Aqsa
Foto: Reuters/Ammar Awwad
Tentara Israel menggunakan senjata membubarkan warga Palestina di kompleks Masjidil Aqsa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asia Pasific Community for Palestine bersama dengan tokoh-tokoh dari lembaga kemanusiaan serta pimpinan ormas Islam mendeklarasikan pernyataan bersama terkait pembelaan terhadap Masjid Al Aqsha pada Jumat, (18/9) di Masjid Agung Al-Azhar, Kebayoran Baru.

Menurut Ketua Aspac for Palestine Saiful Bahri deklarasi ini dibuat lantaran terjadinya penistaan terhadap Masjid Al Aqsha oleh umat Yahudi yang sudah berlangsung sejak Ahad (13/9) hingga Kamis (17/9) kemarin.

"Yang harus dilakukan pertama, seluruh umat Islam di dunia harus diberikan kesadaran tentang penistaan yang dilakukan oleh inat Yahudi terhadap Masjid Al Aqsha," ujarnya, Jumat (18/9).

Dalam deklarasi tersebut dinyatakan bahwa mereka mengutuk keras segala upaya yahudisasi wilayah Al Quds dan penyerangan Masjid Al Aqsha oleh zionis Israel.

Mereka juga menyatakan mengajak umat Islam untuk melakukan konsolidasi umum guna melindungi kiblat pertama umat muslimin dan  tempat Isra' nabi Muhammad SAW dari serangan zionis Israel.

Melalui pernyataan bersama tersebut mereka juga mendukung para Murabithun yaitu warha Al Quds yang menjaga dan mempertahankan Masjid Al Aqsha dari serangan dan penistaan zionis Israel.

Serta, mendukung langkah rekonsiliasi dan persatuan antar semua faksi di Palestina guna menyongsong kemerdekaan negara Palestina kedepan.

Mereka juga mengimbau pemerintah Indonesia dan negara di kawasan internasional agar mendukung kemerdekaan Palestina serta menjaga situs-situs bersejarah yang diserang zionis Israel.

Menurutnya, pernyataan bersama ini akan disampaikan ke Kementerian Luar Negeri Indonesia dalam waktu dekat. "Kami akan sampaikan sebelum lebaran idul adha. Jika tidak memungkinkan nanti akan ada kinsolidasi ulang," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement