REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Majelis Pertimbangan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Tifatul Sembiring menilai perubahan komposisi pengurus dalam partainya adalah hal biasa yang terjadi ditengah kepemimpinan baru.
"Saya dulu (saat menjabat Presiden PKS) juga melakukan perubahan. Jadi biasa saja itu," katanya di Jakarta, Jumat (18/9).
Mantan Menkominfo itu melanjutkan, perubahan komposisi pengurus PKS akan mendorong terjadinya regenerasi secara internal.
Ia juga membantah jika perombakan ini memicu munculnya faksi dalam internal partainya. Menurut dia, seluruh kader sudah sepatutnya loyal terhadap pemimpin baru.
"Tidak ada loyalis A atau B, yang ada loyalis pemimpin baru," ucapnya.
Sebelumnya, melalui Munas keempat PKS, Presiden PKS Sohibul Iman melakukan perombakan besar salam jajaran pengurus PKS. Partai itu juga meninggalkan slogan "cinta, kerja dan harmoni" yang digaungkan presiden sebelumnya Anis Matta menjadi slogan "bersih, peduli, dan profesional".
Pascaberalihnya kepemimpinan Anis Matta kepada Sohibul Iman, bergulir isu "pembersihan" loyalis Anis Matta, salah satunya terkait nama Fahri Hamzah yang ditempatkan sebagai anggota Majelis Pertimbangan Pusat DPP PKS. Namun Sohibul menepis adanya munculnya faksi-faksi dalam partainya.