Kamis 17 Sep 2015 11:56 WIB

Penderita ISPA di Riau Naik 11,5 Persen

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Ilham
Sejumlah pengendara melintasi jalan yang diselimuti kabut asap di Jalan Tanjung Raya, Pontianak, Kalbar, Rabu (16/9).
Foto: Antara/Jessica Helena Wuysang
Sejumlah pengendara melintasi jalan yang diselimuti kabut asap di Jalan Tanjung Raya, Pontianak, Kalbar, Rabu (16/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bencana asap yang melanda Provinsi Riau telah membuat ribuan warga menderita Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Menteri Kesehatan Nila F Moeloek mengatakan, hingga saat ini jumlah penderita ISPA di Riau tercatat naik 11,5 persen.

Kondisi tersebut lantaran kualitas udara di sana sudah mencapai level berbahaya bagi kesehatan. "Betul di Riau naik 11,5 persen," kata Nila usai menghadap Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (17/9).

Jumlah hotspot atau titik panas di Riau sebetulnya menurun jika dibanding tahun lalu. Namun demikian, provinsi ini mendapat asap kiriman dari provinsi sekitarnya yang juga tengah dilanda bencana kebakaran hutan dan lahan.

"Riau terkena imbas, karena angin dari Palembang larinya ke Riau," ujarnya.

Selain Riau, menurut Nila, provinsi lain yang jumlah penderita ISPA-nya tinggi yakni Jambi. Adapun Kalimantan, Nila menjelaskan, jumlah warga yang menderita ISPA tidak sebanyak di Riau dan Jambi. Sebab, sebaran rumah penduduk di Kalimantan lebih luas, tidak dalam satu kumpulan. Sehingga memungkinkan tersedianya udara bersih lebih banyak.

Kementerian Kesehatan, Nila melanjutkan, terus melakukan upaya pencegahan dengan membagikan masker gratis pada warga. Selain itu, warga yang beresiko tinggi terkena ISPA dihimbau untuk tak berkegiatan di luar rumah.

"Kalau tidak perlu keluar ya jangan keluar. Terutama orang tua, ibu hamil, anak-anak dan penderita asma," ujarnya.

Nila juga menghimbau warga untuk mengkonsumsi makanan sehat untuk memperkuat daya tahan tubuh. Apabila daya tahan tubuh baik, warga tak mudah terserang penyakit.

"Besok dari Kemenkes akan mengirimkan masker lagi karena sudah tanggap darurat. Selain itu ada obat-obatan dan tenaga medis juga," ucap Nila.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement