Rabu 16 Sep 2015 22:50 WIB

Pedagang Sayur Keliling tak Berani Jual Cabai Rawit

Pedagang menata cabai rawit di sebuah pasar tradisional.
Foto: Republika/Prayogi
Pedagang menata cabai rawit di sebuah pasar tradisional.

REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO -- Pedagang sayur keliling di Kabupaten Gorontalo Utara, mengaku enggan menjual cabai rawit. Ini terjadi lantaran harga cabai rawit terus naik hingga mencapai Rp 80 ribu per kilo gram.

Hardi, pedagang sayur dari Desa Moluo, Kecamatan Kwandang, Rabu di Gorontalo mengatakan, harga cabai rawit dalam sepekan ini naik drastis dari kisaran Rp60-66 ribu menjadi Rp80 ribu per kilo gram.

"Saya tidak berani menjual cabai rawit dengan harga tersebut, sebab konsumen rata-rata mengeluh dengan takaran yang katanya tidak sebanding dengan harga, padahal harga cabai memang sangat tinggi. Belum lagi kerugian lainnya akibat tidak laku atau kantongan cabai yang jatuh saat berkeliling," ujarnya.

Hardi mengaku, menjual cabai rawit takaran Rp10 ribu per kantong sama dengan penjual lainnya. Kepala Bidang Perdagangan Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) setempat, Karlina Yahya mengakui naiknya harga cabai dan sayur-sayuran di daerah ini.

Hal tersebut dipicu musim kemarau panjang menyebabkan stok cabai dan sayur-sayuran harus dipasok dari daerah tetangga di Gorontalo maupun daerah lainnya, sementara petani di daerah ini seperti di Kecamatan Tomilito dan Kwandang mengalami gagal panen.

Tim yang diturunkan di seluruh pasar tradisional di daerah ini banyak menemukan stok cabai dan sayuran yang tidak lagi segar, meski begitu pedagang tetap menjualnya dengan harga tinggi agar tidak merugi. Sejauh ini kata ia, kenaikan harga bahan pokok, sayuran dan rempah-rempah termasuk ikan dan daging ayam terus terjadi, ditambah lagi pasokan yang sedikit berkurang.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement