Rabu 16 Sep 2015 18:20 WIB

Peneliti Asing Kagumi Habitat Rafflesia

Bungga Rafflesia Arnoldii saat sedang mekar.
Bungga Rafflesia Arnoldii saat sedang mekar.

REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Sejumlah peneliti Rafflesia spp dan Amorphopllus spp dari sejumlah negara mengagumi keaslian Hutan Lindung Boven Lais di Kabupaten Bengkulu Utara yang merupakan salah satu habitat asli dua bunga langka itu.

Peneliti Rafflesia spp asal Jepang, Murata saat mengunjungi Hutan Lindung (HL) Boven Lais di Bengkulu, Rabu (16/9), mengatakan sangat kagum dengan keaslian hutan tropis yang menjadi tempat hidup Rafflesia dan Amorphophallus itu. "Saya juga melihat banyak spesies lain yang unik, ini sangat menarik," kata peneliti dari Universitas Tokyo itu.

Meski kurang beruntung karena tidak ada bunga Rafflesia dan Amorphophallus mekar di kawasan hutan itu, Hakamoo mengaku cukup senang bisa melihat langsung puluhan bonggol atau calon bunga yang tumbuh di lokasi tersebut.

Kawasan HL Boven Lais terdapat di wilayah Bengkulu Utara, berjarak 50 kilometer dari Kota Bengkulu. Lokasi tersebut juga dikenal sebagai objek wisata alam air terjun Palak Siring Kemumu.

Kepala Kebun Raya Bogor, Didiek Widyatmoko yang mendampingi para peneliti dari berbagai negara itu mengatakan selain Rafflesia spp di lokasi itu juga ditemukan banyak jenis Amorphophallus.

"Knop atau bonggol rafflesia sangat banyak dan jenis amorphophallus juga banyak karena itu kawasan ini perlu dijaga," kata Didiek.

Kunjungan lapangan atau "field trip" menjadi rangkaian terakhir dari "Simposium Internasional Rafflesia dan Amorphopallus" yang digelar Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta Pemprov Bengkulu.

Didiek yang juga ketua panitia simposium mengatakan keberadaan Rafflesia dan Amorphophallus dapat menarik minat peneliti dan wisatawan penggemar wisata minat khusus atau ekowisata.

Simposium yang berlangsung tiga hari, 14 hingga 16 September di Kota Bengkulu mempertemukan para peneliti, akademisi dan kelompok masyarakat serta pelaku wisata untuk membahas perkembangan penelitian dan pelestarian Rafflesia dan Amorphophallus.

Pada simposium tersebut, LIPI dan KLHK juga menerbitkan dokumen Strategi Rencana Aksi Konservasi (SRAK) Rafflesia spp dan Amorphophallus spp.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement