Rabu 16 Sep 2015 11:25 WIB

Riau Masih Tertutup Kabut Asap

Kebakaran Hutan
Kebakaran Hutan

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Badan Meterelogi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Pekanbaru menyatakan sejumlah daerah di Provinsi Riau masih diselimuti kabut asap dengan jarak pandang antara 100 meter hingga 5 kilometer.

"Di Pelalawan jarak pandang terpantau 100 meter, sementara di Kota Rengat Kabupaten Indragiri Hulu 200 meter," ungkap Kepala BMKG Pekanbaru, Sugarin, Rabu (16/9).

Di Kota Pekanbaru sendiri jarak pandang tampak terus membaik yakni sekitar 1.200 meter, begitu juga dengan Kota Dumai jarak pandang terpantau 5 kilometer.

BMKG merilis pada Rabu pukul 05.00 WIB terdapat 419 titik panas yang menyelimuti Sumatera tersebar di empat provinsi yakni Sumatera Selatan, Jambi, Lampung dan Riau.

Sumatera Selatan masih merupakan provinsi dengan jumlah titik panas terbanyak dengan 419 titik. Begitu juga di Jambi dan Lampung masing-masing terdeteksi 70 titik.

Sementara itu di Riau setelah dalam dua hari terakhir tidak terpantau adanya titik panas, kembali terdeteksi sebanyak lima titik yang berada di Pelalawan tiga titik, Indragiri Hilir dan Siak masing-masing satu titik.

Dari lima titik panas, empat di antaranya dipastikan titik api dengan tingkat kepercayaan diatas 70 persen.

"Pelalawan terdapat tiga titik api dan Siak satu titik api," ujar Sugarin.

Sebelumnya pada Selasa lalu (15/9) Riau kedatangan ribuan prajurit TNI dari Jakarta guna melakukan tindakan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan. Komandan Resor Militer Brigjen TNI Nurendi mengatakan bahwa ribuan prajurit tersebut nantinya akan disebar ke sejumlah kabupaten di Riau potensi Karhutla guna mencegah terjadinya kembali kebakaran.

"Prajurit akan disebar ke Riau bagian selatan seperti Indragiri Hilir, Kampar, Pelalawan, Kuantang Singingi dan Pelalawan," ucapnya.

Direncanakan kedatangan prajurit akan berlangsung hingga hari ini setelah sebagian dari ribuan prajurit tiba di Pekanbaru Selasa lalu.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement