Selasa 15 Sep 2015 21:48 WIB

Ekspor-Impor Jatim Merangkak Naik

Rep: Andi Nurroni/ Red: Teguh Firmansyah
Produk mebel menjadi andalan ekspor Indonesia.
Produk mebel menjadi andalan ekspor Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID,  SURABAYA -- Nilai ekspor dan impor Provinsi Jawa Timur masing-masing mengalami kenaikan pada Agustus 2015. Aktivitas ekspor provinsi paling timur di Pulau Jawa itu mencatatkan nilai 1,369 miliar dolar AS atau mengalami kenaikan 33,42 persen dibandingkan Juli 2015. Demikian dilaporkan Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur, Selasa (15/9).

Kepala BPS Jawa Timur Sairi Hasbullah menerangkan, kenaikan disumbang ekspor non-migas yang memiliki peran 96,71 persen terhadap total ekspor Jawa Timur. Komoditas yang paling besar memberikan kontribusi, disampaikan Sairi, adalah kelompok barang ‘perhiasan dan permata’ dengan tujuan Swiss dan Jepang.

Kelompok ‘perhiasan dan permata’, menurut dia, mencatatkan transaksi ekspor senilai 171,161 juta dolar AS atau meningkat signifikan sebesar 207,70 persen dari sebelumnya, yakni 82,408 juta dolar AS. Kelompok barang tersebut, menurut Sairi, memiliki peran terhadap total ekspor non-migas sebesar 22,37 persen.

Di urutan selanjutnya, menurut Sairi, kelompok barang yang menyumbang kontribusi tertinggi adalah lemak dan minyak hewani/nabati. Angkanya naik 21,61 persen, sedangkan kayu dan barang dari kayu naik 24,64 persen. Kedua kelompok barang itu, kata dia, masing-masing  berkontribusi sebesar 7,41 persen dan 6,03 persen terhadap total ekspor non-migas.

Tiga negara tujuan ekspor terbesar Jawa Timur, menurut Sairi, berturut-turut adalah Jepang senilai 153,892 juta dolar, disusul Amerika Serikat 125,630 juta dolar AS dan Cina 106,996 juta dolar AS. Meski mengalami kenaikan pada Agustus, menurut Sairi, secara kumulatif, pada periode Januari-Agustus 2015, ekspor Jawa Timur mengalami penurunan 7,09 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

“Meski terjadi peningkatan bulan Agustus, secara kumulatif kita masih menurun. Itu karena pada bulan Juli lalu, ekspor kita sangat merosot,” ujar Sairi dalam jumpa pers di kantor BPS Jawa Timur di Surabaya, Selasa (15/9).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement