REPUBLIKA.CO.ID, MUNTOK -- Kabupaten Bangka Barat bertekad menjadikan wisata bersejarah dan budaya sebagai primadona untuk mendatangkan para wisatawan lokal maupun mancanegara. Hal tersebut disampaikan Bupati Bangka Barat, Zuhri M Syazali.

''Kita ingin memfokuskan pengembangan wisata di daerah ini pada kekuatan wisata sejarah dan budayanya,'' kata Zuhri saat berbincang kepada wartawan pada saat pelaksanaan acara "Homestay Promotion Fair 2015" di Muntok.

Bupati melihat potensi itu sudah ada di wilayahnya. Diantaranya lokasi wisata museum timah, rumah mayor Cina, klenteng Kong Fuk Miau yang berdampingan dengan masjid Jami', pesanggrahan Muntok yang pernah didiami oleh Soekarno hingga pesanggrahan Menumbing yang pernah menjadi tempat pengasingan dari Bung Hatta. ''Ini menjadi potensi yang kami miliki di sini,'' ujarnya.

Sementara itu Ketua Panitia Homestay Promotion Fair 2015, Abang Faizal, menjelaskan saat ini pihaknya mulai sedang melakukan peralihan dari masyarakat cinta tambang menjadi msyarakat sadar wisata. Ia menyebut gelaran kegiatan ini sebagai titik awal untuk melakukan lompatan besar buat masyarakat Bangka Barat.

Faizal juga menyebut pengembangan wisata berbasis heritage ini sudah menjadi harga mati. Ia menyadari wilayahnya memiliki potensi yang berbeda dengan Belitung yang dianugerahi pantai indah. ''Jadi kami melihat wisata sejarah ini bisa menjadi diferensiasi kami mulai dari zaman kerajaan, penjajahan, hingga Perang Dunia II,'' katanya.

Terkait dengan fokus pada wisata sejarah dan budaya, Faizal menargetkan kelompok pelajar, mahasiswa dan akademisi menjadi sasaran utamanya. ''Target kami pada 2016, paling tidak bisa menarik 2 ribu orang setiap bulannya untuk berkunjung ke sini,'' kata pria yang juga menjabat sebagai Direktur Keuangan BUMD Bangka Barat Sejahtera ini.

Ikuti Whatsapp Channel Republika