REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli mengumpulkan tiga menteri di kantornya di Gedung Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Jakarta Senin (14/9). Pemanggilan dilakukan untuk membahas rencana pengembangan 10 lokasi pariwisata.
Ketiga menteri itu yakni Menteri Pariwisata Arief Yahya, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono serta Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Ade Supandi.
"Rapat ini penting kaitannya dengan pariwisata karena esensinya kami ingin betul-betul meningkatkan jumlah turis yang masuk ke Indonesia yang sekarang hanya 10 juta orang menjadi 20 juta dalam lima tahun," kata Rizal dalam jumpa pers.
Menko Perekonomian di era Presiden Abdurrahman Wahid itu menuturkan, dengan mengembangkan pariwisata, maka akan mendorong penciptaan tenaga kerja di bidang itu dari 3 juta orang menjadi 7 juta orang dalam lima tahun. Menurut dia, sektor pariwisata paling mudah dam murah dalam penciptaan tenaga kerja.
"Hanya butuh 3.000 dolar AS per pekerjaan. Kalau sektor lain itu bisa 50.000 dolar AS hingga 100.000 dolar per pekerjaan," katanya.
Pengembangan sektor pariwisata, lanjut Rizal, juga efektif untuk meningkatkan devisa yang ditargetkan mencapai 20 miliar dolar AS per tahun dalam lima tahun ke depan. Ada pun devisa pariwisata yang diraup saat ini baru sekitar 10 miliar dolar AS.
"Kalau dibandingkan dengan pendapatan devisa di negara-negara Eropa Selatan, seperti Italia, Yunani, Spanyol, Turki, pendapatan devisa kita masih relatif kecil," katanya.
10 lokasi pariwisata yang ingin digenjot yakni Danau Toba (Sumatera Utara), Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Bromo (Jawa Timur), Labuan Bajo (NTT), Mandalika (NTB), Morotai (Maluku), Yogyakarta, Wakatobi (Sulawesi Tenggara), Belitung (Bangka Belitung) dan Tanjung Lesung (Banten).