Sabtu 12 Sep 2015 20:55 WIB

Lampung Masuki Musim Hujan Desember

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Yudha Manggala P Putra
Ruang pengawasan BMKG (ilustrasi)
Foto: Antara Foto
Ruang pengawasan BMKG (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Kemarau panjang selama  empat bulan terakhir, melanda kawasan Provinsi Lampung. Badan Metreologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Provinsi Lampung memprediksi provinsi ini akan memasuki musim penghujan pada Desember mendatang.

Namun, sejak dua hari terakhir, sebagian wilayah kota Bandar Lampung, sempat diguyur hujan pada pagi hari. Pada Sabtu (12/9) sekitar pukul 08.00 WIB selama setengah jam, hujan dengan curah ringan membasahi sebagian wilayah Bandar Lampung.

"Alhamdulillah, dua hari terakhir, Jumat - Sabtu (11-12/9) pagi-pagi sudah hujan gerimis. Tapi, sempat membasahi debu-debu di jalan yang sudah menebal," kata Lina, warga Tanjungkarang Barat, Sabtu (12/9).

Kondisi awan pada pagi hari terlihat mendung seperti mau hujan lebat. Namun, selang beberapa jam, awan tebal tersebut menghilang ditiup angin. "Setiap pagi mendung terus, tapi hanya hujan gerimis," ujar ibu dua anak ini.

Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Lampung, Sugiono, mengatakan musim kemarau di Lampung merupakan terpanjang tahun ini. Data di BMKG, kata dia, diprediksi musim penghujan akan terjadi awal Desember 2015. "Akhir November atau awal Desember diprediksi musim hujan," kata Sugiono.

Menurut prediksi BMKG, ia mengatakan musim kemarau akan berakhir pada akhir November mendatang. Jadi, melihat data itu, musim kemarau di Lampung terpanjang.

Hal ini berdasarkan catatan BMKG, musim kemarau panjang terjadi pada tahun 1997, 2005, dan 2009. Namun, tahun 2015 menjadi kemarau terpanjang. Tahun lalu, musim penghujan sudah masuk pada Oktober-September. Sedangkan tahun diperkirakan Desember.

Sedangkan kecepatan angin di musim kemarau mencapai sekitar 30-40 knot. Pergerakan arus angin biasanya pada waktu pagi dan sore hari, namun bersifat tentatif. Hal ini karena adanya perbedaan tekanan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement