Jumat 11 Sep 2015 12:17 WIB

Pengamat Intelijen: Penembakan Bisa Saja Oleh Mafia Migas

Rep: c07/ Red: Hazliansyah
Jendela kaca bolong akibat tembakan yang menyasar Kantor Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) di Jalan Rasuna Sahid, Jakarta Selatan, Kamis (10/9).
Foto: ist
Jendela kaca bolong akibat tembakan yang menyasar Kantor Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) di Jalan Rasuna Sahid, Jakarta Selatan, Kamis (10/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pengamat Intelijen Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati menilai, penembakan yang terjadi di Kantor Direktorat Jenderal Ketegalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (10/9) siang kemarin, bisa saja dilakukan oleh para mafia migas.

Nuning sapaan akrab Susaningtyas menjelaskan, dalam analisa intelijen segala kemungkinan harus ditampung dijadikan masukan. Nantinya, pengolahan data yang akan menjadi obyek penentu.

"Jadi pihak aparat intel jangan buru-buru menampik bahwa itu bukan mafia migas, tapi tetap harus ada penyelidikan integrated," kata Nuning kepada Republika.co.id,  Jumat (11/9).

Berdasarkan informasi yang dihimpun, peristiwa penembakan terjadi sekitar pukul 13.00 WIB. Ruang yang terkena tembakan adalah ruang yang ditempati oleh Kepala Unit Pengendali Kinerja, Dr. Widhyawan Prawiranata, yang merupakan salah satu staf khusus Kementerian ESDM.

Ruang tersebut berada di lantai 4 gedung Asean Energy Center, Dirjen Ketenagalistrikan kementerian ESDM. Beruntung saat peristiwa terjadi, Widhyawan sedang tidak berada di tempat.

Sebagai gambaran, ruang tersebut berjarak 10 meter dari ruang menteri, dan saat peristiwa terjadi Menteri ESDM sedang menerima tamu. Peluru menembus kaca setebal 5 mm menimbulkan lubang diameter 10 cm serta menembus pintu.

Pecahan kaca menimbulkan suara cukup keras dan didengar sejumlah orang. Awalnya karyawan disana tidak menyadari peristiwa penembakan, namun setelah mengecek ke sumber suara mereka terkejut dan langsung melaporkan ke Widhyawan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement