REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pimpinan DPR yang berselfie ria dengan bakal calon presiden AS Donald Trump dinilai ingin kecipratan pamor.
"Mereka //nongol// supaya bisa ikut jumpa pers dan disorot media karena bisa bertemu Trump," kata Koordinator Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI), Boyamin Saiman kepada Republika.co.id, belum lama ini.
Trump, kata Boyamin, anti-Muslim. Padahal mayoritas bangsa Indonesia adalah Muslim. "Kalau anggota DPR masih bertemu dengan dia, ini bentuk pengkhiatanan terhadap rakyat Indonesia," kata dia.
Menurut Boyamin saat ke AS, rombongan DPR tidak membawa sebuah pernyataan penting yang bisa disampaikan ke publik internasional. Padahal yang namanya delegasi, seharusnya membawa paling tidak ide pemikiran dari aspirasi bangsa Indonesia. "Nah ketika mereka berangkat, apa yang di bawa ke sana? Pernyataannya apa?," katanya mempertanyakan.
Mengingat keberangkatan tersebut berkaitan dengan urusan luar negeri, maka seharusnya sebelum berangkat diadakan rapat dengan komisi I. Rapat ini untuk membahas pernyataan pendapat yang akan dibawa.
"Mereka bawa materi saja tidak. Cuma berangkat ramai-ramai, tidak ada materi jelas, tidak ada yang diperjuangkan," ujar Boyamin. Materi yang dimaksud, kata Boyamin, bisa berupa tuntutan agar Palestina merdeka atau menerima pengungsi Suriah di perbatasan Indonesia.