REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA — Pemerintah Provinsi Jawa Timur secara resmi melaporkan bahwa pengguna narkoba di provinsi tersebut sebanyak 740 ribu orang. Informasi tersebut disampaikan Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf saat menerima Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) yang melakukan lawatan ke Jawa Timur, Selasa (8/9).
Dengan tingginya tingkat pemakai narkoba di Jawa Timur, Saifullah menekankan bawa masalah narkoba sangat serius dan harus ditangani secara berkesinambungan dan melibatkan seluruh pihak. “Bila tidak segera ditangani, mau jadi apa bangsa Indonesia ke depan. Korban narkoba kini mulai dari anak-anak sampai para orang tua, baik pengangguran, mahasiswa, ibu rumah tangga maupun anak-anakSD,SMP dan SMA,” ujar Saifullah di ruang kerjanya di Gedung Pemorov Jawa Timur di Surabaya.
Mewakili rekan-rekannya, annggota Wantimpres Jenderal Purnawirawan Subagyo HS menyampaikan, tugas Wantimpres adalah memberikan laporan atau masukan kepada Presiden terkait dengan Pertanahan dan keamanan yang ada di daerah. Untuk itu, ia mengatakan, timnya harus turun langsung ke lapangan dengan mengakan kunjungan ke kepala daerah.
Berbekal informasi dari daerah, menurut Subagyo, Wantimpres akan memberikan laporan dan masukan kepada Presiden. “Saya dan Tim diterima wagub dan mendapatkan penjelasan serta uraian yang begitu jelas maka stelah ini kami langsung membuat laporan untuk disampaikan kepada bapak presiden RI di Jakarta,” ujar Subagyo kepada wartawan.
Subagyo menjelaskan, Wantimpres yang terbagi menjadi empat bidang, yakni bidang pertahanan dan kemanan, bidang ekonomi dan keuangan dan bidang hukum dan politik serta bidang Kesejahteraan sosial.
Tak hanya soal narkoba, Wakil Gubernur Saifullah Yusuf juga melaporkan bahwa kesiapan dan antisipasi keamanan terkait elaksanaan pilkada serentak di 19 daerah kabupaten dan kota di Jawa Timur, seluruhnya sudah dipersiapkan oleh pemerintah daerah serta TNI dan Polri.
Saifullah mengakui, memang pernah terjadi kerusuhan saat pelaksanaan pilkada bebera tahun lalu di Kabupaten Mojokerto. Kali ini, ia memastikan tapi semua bisa ditangani dan diamankan oleh aparat keamanan.