Selasa 08 Sep 2015 22:33 WIB

Tiga Siswa MTs Trauma Dianiaya Gurunya

Rep: Lilis Handayani/ Red: Indah Wulandari
Kekerasan Anak (Ilustrasi)
Foto: Republika/Mardiah
Kekerasan Anak (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,INDRAMAYU -- Tiga orang siswa salah satu MTs Negeri di Desa/Kecamatan Sliyeg, Kabupaten Indramayu mengaku telah dianiaya guru mereka sendiri. Orang tua ketiga siswa itupun mendatangi sekolah untuk memprotes hal tersebut.

Ketiga siswa itu bernama Pusin (14) siswa kelas VIII E, Juwanto (13) siswa kelas VII D dan Noval (14) kelas VIIIe C. Seluruhnya warga Desa Tugu Lor, Kecamatan Sliyeg Kabupaten Indramayu.

Ketiga siswa itu diduga dianiaya oleh tiga orang guru mereka. Yakni, Sy yang merupakan guru SKI, Muh guru Akidah Akhlaq dan Rf guru Bahasa Arab.

Salah seorang siswa, Pusin, mengaku telah dipukul, ditendang, ditempeleng dan dibenturkan ke tembok. Peristiwa tersebut berlangsung ketika terjadi keributan di antara dia dan temannya pada Kamis (3/9) lalu.

''Waktu itu kami ada pertengkaran dengan siswa lain terus kami dipanggil lalu ditendang, dijedotin ke tembok oleh guru,'' terang Pusin kepada para wartawan, Selasa (8/9).

Pusin mengaku, akibat peristiwa itu, dirinya mengaku masih trauma. Namun, dia tidak memberitahukan kejadian tersebut kepada orang tuanya.

Namun, orang tua Pusin ternyata mengetahui peristiwa itu dari teman Pusin lainnya. Dia pun langsung mendatangi sekolah karena tak terima anaknya diperlakukan seperti itu.

''Guru itu harusnya melindungi, mengayomi dan mendidik, bukan melakukan kekerasan terhadap anak,'' kata orang tua Pusin, Jafar saat mendatangi MTs Negeri Sliyeg di Desa/Kecamatan Sliyeg, Selasa (8/9).

Jafar berharap, pihak sekolah melakukan proses mutasi kepada ketiga guru tersebut. Jika tidak, dia mengancam akan menempuh jalur hukum.

Sementara itu, salah seorang guru yang diduga melakukan penganiayaan, Sy mengaku telah melakukan hal tersebut. Namun, dia melakukan hal itu semata-mata untuk tujuan mendidik.

Sy menjelaskan, peristiwa itu bermula ketika salah seorang siswa, Juwanto menyuruh salah satu siswa lainnya untuk membeli nasi. Namun, siswa tersebut menolaknya sehingga secara spontan Juwanto menendang siswa tersebut hingga akhirnya terjadi perkelahian.

Sy mengatakan, dirinya dan kedua guru lainnya datang untuk melerai Juwanto, Pusin dan Noval. Pihaknya memanggil ketiga siswa itu ke ruang lobi BK sekolah.

''Perkelahian antarsiswa tersebut sering terjadi sehingga saya pun spontan melakukan hal tersebut,'' tutur Sy.

Sedangkan kedua guru lainnya, Muh dan Rf, awalnya membantah melakukan dugaan penganiayaan terhadap ketiga siswa. Mereka berdalih hanya bermaksud mendidik para siswanya agar tidak mengulanginya lagi.

Ketiga orang guru itu pun berjanji tidak akan melakukan hal tersebut. Mereka juga meminta maaf.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement