REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Bus Rapid Transit (BRT) Kota Tangerang dijadwalkan beroperasi pada awal Desember mendatang. Bus tersebut rencananya akan mengakomodasi pengguna motor dan mobil pribadi di jalur Poris Plawad-Jatiuwung.
Kepala Bidang (Kabid) Kendaraan Umum Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Tangerang, Ismu Hartono, mengatakan pihaknya kini tengah menyelesaikan persiapan operasional 10 armada bus. Persiapan meliputi pengadaan bus, penyelesaian desain halte dan modeling pengelolaan bus.
"Pengadaan bus tengah berjalan. Saat ini kita fokus melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan pengemudi angkutan. Selanjutnya, pembangunan halte akan dimulai dalam waktu dekat," jelas Ismu saat dijumpai Republika di kantornya, Selasa (8/9).
Menurutnya, ada 20 unit halte yang nantinya disiapkan untuk satu koridor BRT. Pengadaan BRT beserta seluruh unit pendukung menelan biaya Rp 12 miliar.
Jalur yang dilewati bus jurusan Poris Plawad Jatiuwung itu antara lain Jalan Benteng Betawi, Jalan Sudirman, Daan Mogot, Taman Makam Pahlawan Taruna, Jalan A Yani, Jalan Merdeka, Simpang Otista dan Jalan Gatot Subroto.
Lebih lanjut Ismu menjelaskan, adanya BRT diharapkan dapat mengakomodasi pengguna mobil pribadi dan motor di sepanjang jalur Poris Plawad - Jatiuwung. Kepadatan lalu lintas di kawasan itu diperkirakan akan terurai dengan adanya BRT.
Meski demikian, Dishub juga mengakui adanya kritikan dari pengusaha angkutan. Pengusaha dan sopir angkot T01 adalah pihak yang paling banyak bersinggungan dengan operasional BRT ke depannya.
"Rata-rata yang dikeluhkan para sopir angkot adalah kekhawatiran matinya sumber mata pencaharian mereka. Ke depannya, sopir angkot akan diajak bekerja sama dalam operasional BRT," ungkap Ismu.