REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengungkapkan penyebab kebakaran hutan yang menimbulkan bencana asap di sejumlah wilayah di Indonesia. Menurut dia, ada dua sumber yang menjadi penyebab kebakaran hutan.
Pertama, karena memang suhu yang terlalu panas sehingga menyebabkan hutan gambut terbakar dengan sendirinya. “Saya analisis, saya kaji, saya ikuti terus sambil menyelesaikan masalah. Komponen itu mungkin sekitar 30 persen. 70 persennya dibakar. jangan ada dusta di antara kita,” kata SBY saat memberikan ceramah umum kepada para peserta dan alumni Lemhannas pada acara Presidential Lecture di Jakarta, Selasa (8/9).
Menurut SBY yang sengaja membakar adalah sebagian perusahaan dengan menyuruh orang lain untuk membakar hutan. Selain itu, ada rakyat juga yang main bakar. “Nah, yang kena (dampaknya) ratusan ribu rakyat teriak-teriak,” katanya.
SBY mengatakan rakyat banyak yang mengeluh akibat asap tersebut, sehingga tidak bisa bernapas dengan baik, tidak bisa bersekolah, dan melakukan segala macam aktivitas. “Ibu Ani punya instragram. Saya punya sosial media sekarang diberondong bertanyaan apa tanggung jawab negara, apa tanggung jawab pemerintah, segala macam. Tentu harus saya emong ini rakyat kita,” ujarnya.
Menurutnya, perlu ada upaya untuk mengubah budaya untuk membakar seenaknya. Oleh karena itu peran kepala desa, babinsa, dan babinkamtibmas sangat penting. “Jangan dibiarkan, cepat tegur, tangkap. Dulu banyak yang ditangkap Kepolisian, bagus, lawan. Provokator tangkap, penyandang dana tangkap, penegakan hukum harus jelas. Jangan menyalahkan yang lain-lain, padahal mereka yang mudah membakar dibiarkan,” katanya.
SBY lalu menceritakan pengalamannya saat mengatasi kebakaran hutan pada 2007. “Saya apelkan di Palembang. gubernur semua segala macam. 2008, 2009, 2010 asap menurun,” ujar SBY.
Kemudian mulai muncul lagi pada 2012 dan 2013. “Tahun 2013 itulah di Halim saya apelkan 2500 TNI/Polri waktu itu dengan BNPB dan dengan sukarelawan, satu dua minggu kemudian seattle lagi,” katanya.
Namun, lanjut SBY, kemudian kumat lagi tahun lalu, hanya di Riau. Waktu itu, SBY hendak berkampanye di Magelang, tapi harus ditinggalkan untuk ke Riau selama 3 hari 3 malam. “Kita lakukan segala sesuatu yang bisa kita lakukan. Tuhan Maha Besar, mungkin Tuhan membaca keinginan kita. Saya di sana 2 hari di kasih hujan ditambah aksi dari TN/Porli, BNPB, dan semuanya,” ujarnya.
SBY menegaskan, kebakaran hutan tidak bisa dibiarkan terus-menerus seperti ini, seperti menjadi pemadam kebakaran. SBY mengajak seluruh elemen masyarakat untuk membangun budaya hidup, cara-cara bercocok tanam, dan aturan yang jelas. “Kepedulian dari pejabat negara, dan penegakan hukum. Totalitas, klo ini kita lakukan terus-menerus, Insya Allah akan bagus,” katanya. n muhammad fakhruddin