REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia memberikan santuan bagi TKI yang tewas dalam musibah kapal tenggelam di perairan Malaysia.
Kepala Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan TKI (BP3TKI) Medan, Syahrum, mengatakan, pihaknya juga melakukan pendampingan langsung dalam proses pemulangan jenazah TKI ke rumah duka. Empat tim dari BP3TKI Medan ditugaskan untuk mengantar empat jenazah hingga ke rumah masing-masing dan memberikan santunan secara langsung untuk pemakaman.
Deputi Perlindungan BNP2TKI Lisna Yoeliani Poeloengan mengatakan, TKI yang menjadi korban tenggelamnya kapal kayu di Malaysia memang tidak memiliki dokumen resmi atau berangkat dengan jalur yang tidak sesuai prosedur.
"Meski demikian, sudah menjadi kewajiban pemerintah dan sebagaimana diinstruksikan pimpinan BNP2TKI agar negara hadir atas persoalan yang dihadapi warga negaranya," katanya, Senin (7/9).
Karena itu, selain menyiapkan ambulans di bandara guna memulangkan jenazah hingga rumah, pihaknya juga menyambangi langsung pihak keluarga atau ahli waris untuk memberikan dukungan moral serta memberikan santunan sosial.
Terkait dengan tenggelamnya kapal kayu di Malaysia tersebut, berdasarkan keterangan dari KBRI di Malaysia, hingga Ahad (6/9) total korban meninggal berjumlah 60 orang.
Dari jumlah tersebut, diketahui empat jenazah adalah TKI yang berasal dari Sumut yakni Ismadani dan Mahrani (Binjai), Marta Berutu (Delitua), dan Winda Mandasari (Belawan).
Selain empat jenazah asal Sumut, BNP2TKI juga menyiapkan pemulangan tiga jenazah asal Jawa Timur yakni Sunariyeh dan MD Tosan (Pamekasan) dan Suyanti (Blitar).