REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Untuk ketiga kalinya, kawasan hutan yang berada di lereng Gunung Slamet terbakar. Kali ini, lokasi hutan yang terbakar berada di ketinggian 2.400-2.500 meter di atas permukaan laut (dpl), atau lebih tinggi dibanding kawasan hutan yang terbakar pada Agustus 2015 lalu.
''Kami mendapat laporan hutan itu terbakar, Ahad (6/9). Karena itu kami belum tahu secara pasti, berapa luas areal hutan yang terbakar,'' kata Administratur Perhutani KPH Banyumas Timur Wawan Triwibowo, didampingi Kepala Urusan Hubungan Perusahaan Toufik Didit, Senin (7/9).
Pada Ahad (6/9) malam saat cuaca cukup cerah, adanya api di hutan lereng gunung Slamet tersebut, terlihat dari Kota Purwokerto. Bahkan terlihat ada tiga titik api di kawasan hutan yang masuk kawasan hitan lindung wilayahPerhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyumas Timur dan berbatasan dengan KPH Pekalongan Barat.
Terkait kondisi ini, Wawan mengaku sudah melakukan koordinasi dengan tim penanggulangan bencana. ''Kami akan mengirim petugas Perhutani dan warga ke lokasi hutan terbakar melalui Dusun Kalipagu, Desa Ketenger, Kecamatan Baturraden,'' jelasnya.
Menurutnya, tim pendahulu yang diberangkatan berjumlah sekitar 15 orang. Tugas utama mereka, adalah memastikan lokasi hutan yang terbakar. Bila sudah diketahui, maka akan dikirim tim lebih banyak untuk melakukan upaya pemadaman.