Senin 07 Sep 2015 11:38 WIB

FAO Tekankan Pentingnya Pengurangan Limbah Makanan

Rep: C34/ Red: Djibril Muhammad
Limbah makanan
Limbah makanan

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) menyampaikan urgensi pengurangan jumlah limbah makanan untuk meningkatkan keamanan pangan global.

Deputi Program FAO di Indonesia, Ageng Herianto, mengatakan, mendesaknya hal tersebut membuat poin pengurangan limbah makanan dimasukkan dalam Tujuan Pembangunan Sosial (SDG's) yang akan digencarkan pada 2016. Social Development Goals tersebut menggantikan Tujuan Pengembangan Milenium (MDG's), yang berakhir di tahun 2015.

"Mengurangi food waste dan food loss menjadi salah satu pilar SDG's," kata Ageng saat dihubungi Republika.co.id, Senin (7/9).

Ia memaparkan, yang dimaksud food loss adalah pangan yang terbuang saat proses produksi. Sementara food waste adalah makanan yang terbuang ketika proses konsumsi.

Keduanya merupakan persoalan yang dianggap serius. FAO mendata, sebanyak 1,3 triliun ton limbah makanan terbuang setiap tahun.

Dengan kata lain, hampir 30 persen dari total produksi pangan global terbuang percuma. Padahal, jumlah tersebut cukup untuk memberi makan 800 juta orang miskin di dunia.

Ageng mengungkap, FAO Indonesia belum secara valid mendata limbah makanan yang terbuang per tahun di berbagai sektor. FAO mendesak pemerintah menjamin limbah makanan tak terbuang percuma, karena bisa menimbulkan masalah ekonomi yang signifikan.

"Kami memulai dari sisi maritim, yang disinyalir paling banyak terbuang," ujarnya.

Upaya itu antara lain menjalin kerja sama dengan sejumlah kementerian terkait dan mendorong adanya kajian atau pemanfaatan limbah. Misalnya, limbah produk laut seperti kepala atau jeroan ikan bisa diolah menjadi produk turunan lain.

Sebelumnya, sejak 2008 FAO telah bekerja sama dengan Dirjen Tanaman Pangan mendorong pembuatan model penyelamatan pasca panen. Metode yang sudah diadopsi itu yakni membuat mesin yang bisa mengurangi kehilangan selama masa panen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement