REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada empat strategi dalam operasi darurat asap dilakukan secara serempak. Hingga kini enam gubernur masih menyatakan status siaga darurat pada daerahnya masing-masing yaitu Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah.
"Strategi pertama dilakukan dari udara dengan hujan buatan dan pemboman air," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam siaran persnya, Ahad (6/9).
BNPB menggelar tiga pesawat Casa 212 untuk hujan buatan di Riau, Sumsel dan Kalbar. Total 115 ton disebar di awan di Riau, 40 ton di Sumsel dan 22 ton di Kalbar.
Sebanyak 13 helikopter digunakan untuk pemboman air yang tersebar di Riau tiga unit, Sumsel dua unit, Jambi dua unit, Kalbar dua unit, Kalteng dua unit, dan Kalsel satu unit. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengerahkan satu pesawat Air Tracktor di Riau.
Strategi kedua adalah pemadaman di darat oleh tim gabungan dari BPBD, Manggala Agni, TNI, Polri, MPA dan masyarakat. Di tiap provinsi lebih dari 1.500 personil dikerahkan memadamkan api.
Ketiga, operasi penegakan hukum oleh Polri dan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS). Polri telah menindak 39 kasus kebakaran hutan di Sumatera sepanjang tahun ini. PPNS Kemen LHK telah menyegel lahan-lahan yang terbakar.
"Penegakan hukum akan lebih ditingkatkan dengan mengerahkan personil Polri dan PPNS memburu pembakar," ucap Sutopo.
Aparat TNI disebar untuk melakukan patroli dan menjaga daerah-daerah yang sering dibakar. Strategi keempat adalah pelayanan kesehatan dan sosialisasi. "Semua Kapolda di enam provinsi yang terbakar telah mengeluarkan maklumat pelarangan membakar hutan dan lahan," kata dia.
Ribuan masker pun telah dibagikan kepada masyarakat. Data sementara di Sumsel ada 22.555 jiwa menderita ISPA dan di Riau 1.002 jiwa. Sosialisasi terus dilakukan.