Ahad 06 Sep 2015 21:45 WIB

Kota Bandung Miliki Microlibrary Pertama di Dunia

Rep: c01/ Red: Bilal Ramadhan
Wahana Ramah Anak-Anak. Anak-anak membaca koleksi buku di Perpustakaan Daerah DKI Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Rabu (8/7).
Foto:

Microlibrary yang berdiri atas kerjasama antara Pemerintah Kota Bandung dengan Dompet Dhuafa dan SHAU Architecture & Urbanism ini membutuhkan dana sekitar Rp 520 juta. Daliana mengatakan ide bangunan bagi Microlibrary ini unik dan pertama di dunia.

Selain itu, meski terdiri dari susunan ember bekas, bangunan Microlibrary Kelurahan Arjuna ini dapat berdiri kokoh karena memiliki struktur baja. Perwakilan SHAU Architecture & Urbanism lainnya, Florian Heinzelmann, mengatakan penggunaan ember bekas ini juga menjadi tantangan tersendiri bagi kontraktor.

Pasalnya kontraktor membutuhkan waktu cukup lama untuk mengumpulkan seluruh ember bekas yang dibutuhkan. Florian mengatakan ada sekitar 2 ribu ember bekas es krim yang diperlukan untuk membangun Microlibrari Kelurahan Arjuna ini.

Di sisi lain, pihak kontraktor tidak mungkin dapat mengumpulkan 2 ribu ember bekas layak pakai sekaligus dalam satu waktu. Sehingga pembangunan Microlibrary yang seharusnya bisa dilakukan selama satu bulan menjadi agak lebih lama. "Total pembangunannya tiga bulan," terang Florian.

Ketua RW 2 Kelurahan Arjuna sekaligus pengelola perpustakaan, Dede Gandamana, merasa senang atas diresmikannya Microlibrary Kelurahan Arjuna. Melalui Microlibrary, Dede ingin kembali menumbuhkan minat baca warga Kota Bandung. Pasalnya, Dede menyadari bahwa minat baca masyarakat saat ini tidak setinggi minat menonton.

"Minat baca itu penting jika sebuah bangsa ingin maju," tegas Dede.

Bagaimana tanggapan Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement