Ahad 06 Sep 2015 20:54 WIB
Polemik DPR temui Trump

Setya Novanto Diminta Buka Percakapannya dengan Donald Trump

Ketua DPR Setya Novanto menghadiri kampanye kandidat capres AS dari Partai Republik, Donald Trump.
Foto: Reuters
Ketua DPR Setya Novanto menghadiri kampanye kandidat capres AS dari Partai Republik, Donald Trump.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keberadaan Pimpinan DPR sebagai simbol perwakilan Negara Indonesia di Konferensi Pers Bakal Calon Presiden Amerika Serikat, Donald Trump melukai Bangsa Indonesia sebagai negara kesatuan.

Anggota DPR Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Yanuar Prihatin mengatakan kedatangan rombongan Setya Novanto dan Fadli Zon serta pimpinan lainnya sejatinya sebagai perwakilan resmi di Indonesia pada sidang Inter-Parliamentary Union (IPU). Sidang IPU bertajuk The Fourth World Conference of Speakers of Parliament itu diadakan 31 Agustus sampai 2 September 2015.

"Setnov cs pergi atas fasilitas negara dan tentu saja itu hubungan resmi karena dia pimpinan dpr melakukan kunjungan resmi mendatangi momen politik," kata Yanuar Prihatin di Jakarta, Ahad (6/9).

Anggota Komisi II ini juga melihat akan terjadi efek negatif kepada publik Amerika Serikat dan tidak menguntungkan Indonesia. Sehingga ia menyarankan, jika masih di Amerika maka rombongan Setnov harus ke partai Demokrat melakukan kunjungan ke bakal calon kuat hillary Clinton.

"Merugikan bangsa Indonesia jika dianggap mendukung Trump dari Partai Republik dan akan fatal pada akhir pemilihan Presiden AS pemenangnya yakni Partai Demokrat, Hillary Clinton. Sehingga jangan berat sebelah," tuturnya.

Ia juga meminta percakapan Setnov dan Fadli Zon dengan Donald Trump disampaikan ke publik. Sehingga terlihat jelas pertemuan tersebut ada manfaat bagi negara.

"Seluruh pembicaran bersama Trump harus diekspos publik. Karena sekarang tidak clear dan mereka harus sampaikan apa agenda pembicaraan, capaian serta targetnya. ini kan gak ada? Serta kepentingannya apa hadir dalam acara semacam itu," tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement