REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Kemarau panjang yang melanda wilayah Kabupaten Tasikmalaya mengakibatkan tanaman yang gagal panen (puso) semakin meluas. Jika kemarau terus berlangsung, luas tanaman yang puso akan semakin bertambah.
Kepala Bidang Produksi Padi Palawija Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Tasikmalaya, Heti Heryati mengatakan, berdasarkan catatan Dinas Pertanian pada Kamis (23/7), lahan persawahan seluas 2.711 hektare kekeringan. Sekitar 204 hektare telah dinyatakan puso. Sampai akhir Agustus, luas lahan persawahan yang puso semakin meluas.
Heti menjelaskan, berdasarkan laporan terakhir pada Kamis (27/8), lahan persawahan yang kekeringan luasanya menjadi 5.242 hektare. Sekitar 1871 hektare dalam kondisi terancam. Jika tidak segera turun hujan, lahan yang terancam kekeringan maka akan segera menjadi kekeringan.
"Sampai akhir Agustus luas lahan persawahan yang puso mencapai 1.247 hektare," kata Heti kepada Republika, Ahad (6/9).
Dari lahan persawahan seluas 5.242 hektare yang kekeringan, diantaranya sekitar 1.308 hektare kekeringan ringan, 1.208 hektare kekeringan sedang dan 1.479 hektare kekeringan berat.
Meluasnya gagal panen juga terjadi di Kabupaten Ciamis. Dinas Pertanian Kabupaten Ciamis mencatat, pada Rabu (29/7) luas lahan persawahan yang kekeringan sekitar 3.955 hektare. Luas lahan yang telah dinyatakan puso sekitar 567 hektare.
Kemudian catatan terakhir pada Sabtu (22/8) menunjukan luas lahan persawahan yang kekeringan sekitar 7.285 hektare. Luas lahan yang telah dinyatakan puso sekitar 3.520 hektare.