REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Kepala Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (RRI) Kupang, NTT Enderimen Butar-Butar mengatakan pihaknya akan terus membangun stasiun radio di daerah tertinggal, terdepan, dan terpencil. Hal itu dimaksudkan untuk mengoptimalisasikan peran RRI itu sendiri.
"Setahun yang lalu kita sudah membuka Stasiun RRI di wilayah Sumba, yang menurut kami Sumba juga merupakan pulau terluar, kemudian di Pulau Rote Ndao dan saat ini sudah mengudara," ujarnya, Ahad (6/9).
Sementara itu, untuk Pulau Sabu Raijua juga saat ini, menurutnya, masih dalam proses perancangan pembangunan stasiun RRI di pulau tersebut. "Tahun ini sudah akan dibangun dan dipastikan sudah akan beroperasi akhir tahun ini," katanya.
Tidak hanya di pulau-pulau terluar saja, RRI Kupang juga telah mengembangkan sayapnya sampai ke wilayah perbatasan Indonesia dan Republik Demokrat Timor Leste. Untuk hampir semua wilayah perbatasan di NTT, ia sendiri menyakini bahwa kehadirab RRI sangat membantu masyarakat di wilayah perbatasan, karena selain untuk selalu memberikan berita-berita yang mencerahkan serta menjaga nasionalisme masyarakat Indonesia di wilayah perbatasan.
"Untuk saat ini, RRI telah menjangkau semua wilayah perbatasan di NTT. Bahkan di perbatasan RI-RDTL semua berita-berita kita lebih dominan dari pada Radio dari negara tetangga," ujarnya.