Ahad 06 Sep 2015 12:36 WIB

Komnas KDM Serukan Lembaga Internasional Ungkap Kejahatan Al Sisi

 Massa yang tergabung dalam Aliansi Indonesia Society for Humanity (ISFH) melakukan aksi unjuk rasa menolak rencana kunjungan Presiden Mesir Abdel Fattah Al Sisi di depan Istana Negara, Jakarta, Kamis (3/9). (Republika/Rakhmawaty La'lang)
Foto:
Massa yang tergabung dalam Aliansi Indonesia Society for Humanity (ISFH) melakukan aksi unjuk rasa menolak rencana kunjungan Presiden Mesir Abdel Fattah Al Sisi di depan Istana Negara, Jakarta, Kamis (3/9). (Republika/Rakhmawaty La

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menyususl protes terhadap kedatangan Al Sisi, Komnas KDM mendatangi kantor Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (Komnas HAM RI).

Kunjungan Komnas KDM pada Jumat (4/9) lalu diterima langsung Komisioner Komnas HAM Manager Nasution. Sekretaris Jenderal (Sekjen) Komnas KDM Suhartono yang didampingi Wakil Sekjen Majelis Intelektual  dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Fahmi Salim mengharapkan, Komnas HAM ikut membantu menyuarakan protes kepada Pemerintah RI terkait dengan kehadiran Presiden As-Sisi yang melakukan kejahatan hak asasi manusia. Yaitu dengan membunuh lebih 8.000 rakyatnya saat melakukan kudeta berdarah di depan Masjid Rabi’ah Al-Adawiyah, Mesir pada 3 Juli 2013 silam.

“Kami berharap, Komnas HAM dapat ikut menyuarakan hal ini, minimal para pejuang kemanusiaan dan demokrasi yang saat ini dipenjara, yang terluka, dapat tersenyum, lantaran ada saudaranya di Indonesia yang ikut mendukung perjuangan mereka. Hal ini juga menjadi energi tersendiri bagi mereka, bahwa persaudaraan kemanusiaan itu menembus batas teritorial,” ungkap alumnus Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir ini dalam siaran persnya yang diterima Republika.co.id, Ahad (6/9).

Senada disampaikan Fahmi Salim yang menurutnya terkait diplomasi ini harus seimbang. Jasa Mesir melalui tokoh masyarakatnya dalam mendukung kemerdekaan Indonesia terekam dalam sejarah. Kemudian di tahun 1998 saat Indonesia mengalami krisis moneter, bantuan rakyat Mesir untuk mahasiswa Indonesia yang menuntut ilmu di Mesir, sangat besar bantuannya.

Untuk itulah, masih menurut Fahmi yang juga anggota MUI Pusat, sebagai negera muslim terbesar di dunia yang demokratis, Indonesia harus menjadi contoh juga lokomotif penegakkan HAM di dunia Islam untuk membantu rakyat Mesir dari pemimpin yang zalim, “Maka  tidak eloklah menerima kehadiran tokoh pemimpin seperti ini,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement