REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Jambi Irman mengatakan hotspot (titik api) di wilayahnya kini menyisakan empat titik. Namun, ia menegaskan akan tetap mewaspadai hotspot tersebut.
Irman mengatakan, Jumat (4/9) malam hujan deras mengguyur wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Wilayah tersebut diketahui menjadi salah satu lokasi dengan hotspot terbesar. Dengan hujam deras tersebut, lanjut Irman, membuat titik api yang sebelumnya berjumlah 11 kini menjadi empat.
"Akibat hujan deras semalam, hotspot tinggal empat," kata Irman usai rapat koordinasi penanggulangan kabut asap di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Sabtu (5/9).
Menurut Irman, jika seluruh titik api padam, pihaknya bersama stakeholder terkait di Jambi akan tetap siaga. Sebab, menurut data BMKG jumlah titik api di Jambi selalu berubah.
"Satgas kita tetap siaga, karena dari bulan Januari titik api naik turun. Oleh karena itu, kami meminta kepada BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) dua heli (helikopter) yang ada di Jambi diperpanjang masa operasionalnya," ujar Irman.
Irman juga mengatakan satu hand tractor dari Kementrian LHK telah dikirim ke Jambi. Namun karena kondisi titik api masih banyak, Kamis (3/9) lalu, tidak bisa mendarat. Saat ini, hand tractor tersebut berada di Pekanbaru. KemenLHK pun berencana akan segera melakukan water bombing dan rekayasa di wilayah yang memiliki titik hotspot.
"Jadi dua heli dan satu pesawat adalah untuk menekan hotspot yang ada di Provinsi Jambi agar tidak naik lagi. Kalau hotspot bisa kita tekan mudah-mudahan airport (bandara) di Jambi tidak terganggu penerbangannya. Kita juga ada posko penanggulangan kabut asap di Bandara Sultan Toha Jambi standby 24 jam," katanya.