REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) kelapa sawit siap melakukan penanaman kembali atau replanting untuk 15 ribu hektare lahan pada 2015. Saat ini, sudah ada dua proposal yang masuk dan sedang digodok dengan total luas lahan sebesar 600 hektar.
"Biaya untuk satu hektare kira-kira antara Rp 40 juta sampai Rp 50 juta," ujar Direktur Utama BPDP Sawit Bayu Krisnamurthi di Jakarta, Jumat (4/9).
Lokasi lahan sawit yang akan dilakukan replanting yakni di daerah Riau, karena usia sawitnya sudah terhitung tua. Sedangkan, lokasi lahan sawit di Kalimantan maupun Papua belum mendesak untuk dilakukan replanting karena masih berusia muda. Menurut Bayu, semua lahan yang di-replanting yakni milik petani swadaya atau mandiri.
Bayu menjelaskan, BPDP memfasilitasi semua proposal penanaman kembali yang masuk untuk kemudian dibiayai. Proposal tersebut terlebih dahulu dilihat lokasi dan rencana replanting-nya. Pembiayaan yang didapatkan oleh setiap petani berbeda-beda sesuai dengan kebutuhaannya.
"Pembiayaannya macem-macem, ada yang kita biayai bibitnya, atau tanaman yang sudah hidup tapi nanti yang melakukan replanting tetap petani sendiri," kata Bayu.
Bayu mengatakan, pada 2016 mendatang BPDP menargetkan replanting lahan sawit sebesar 100 ribu hektare. Menurut Bayu, saat ini konteks pembiayaan yang digunakan adalah dengan pola revitalisasi perkebunan karena modelnya sudah clean and clear.