REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Presiden Joko Widodo melepas satelit ekuatorial pertama Indonesia, LAPAN A2, di Pusat Teknologi Satelit LAPAN, Bogor, Kamis (3/9). Satelit untuk pemantauan kemaritiman Indonesia tersebut akan segera diberangkatkan ke India dengan pesawat kargo dan diluncurkan ke orbit dengan roket India.
Kepala LAPAN, Thomas Jamaluddin mengatakan, LAPAN A2 merupakan satelit ekuatorial pertama Indonesia yang sepenuhnya hasil pengembangan para peneliti dan perekayasa LAPAN. Seluruh kegiatan perancangan, pembuatan, dan pengujiannya dilakukan dalam negeri hingga Agustus 2013, lalu.
Keberhasilan pembangunan satelit tersebut membangkitkan kepercayaan diri dan kemandirian bangsa. Pencapaian kemandirian penguasaan teknologi satelit mikro ini juga merupakan langkah maju setelah sebelumnya berhasil melaksanakan program pembangunan satelit LAPAN A1 atau LAPAN Tubsat, hasil kerja sama dengan TU Berlin, Jerman.
Lapan A1 telah diluncurkan pada 2007 yang saat ini masih berada di orbit pada ketinggian 630 kilometer. Namun masa operasionalnya telah berakhir pada 2013.
Menurut Thomas, LAPAN A2 akan diorbitkan dekat ekuator dengan inklinasi enam derajat pada ketinggian 650 kilometer dari permukaan bumi. Satelit berbobot 78 kilogram itu membawa misi pemantauan permukaan bumi, identifikasi kapal laut, dan komunikasi radio amatir.
Untuk pemantauan wilayah RI, satelit LAPAN A2 membawa kamera analog dengan resolusi lima meter dan kamera digital dengan resolusi empat meter. Dengan orbit ekuatorial, LAPAN A2 akan melintasi wilayah Indonesia 14 kali setiap hari.
Thomas menutukan, untuk melakukan pemantauan lalu lintas kapal, operasi keamanan laut, perikanan, dan eksplorasi sumber daya kelautan Indonesia, akan menggunakan spaceborne receiver automatic identification system. Dengan demikian cakupan area pengamatan dapat mencapai ribuan kilometer.
Sementara itu, misi komunikasi pada LAPAN A2 bertujuan untuk komunikasi pada kondisi darurat bencana dan kegiatan radio amatir dalam mendukung kepentingan nasional.
Dia mengatakan, dengan sistem satelit pemantauan maritim Indonesia berbasis pengambilan citra dan identifikasi otomatis yang disiapkan LAPAN, maka satelit LAPAN A1 akan mendukung program dan misi presiden untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional.
Satelit ini juga mendukung keamanan nasional demi menjaga kedaulatan wilayah Indonesia dan meningkatkan kemandirian nasional sesuai dengan Nawacita pertama, yaitu untuk memperkuat jati diri sebagai negara maritim.
''Lapan A2 adalah langkah kecil, namun berharap dukungan Presiden Joko Widodo akan menjadi langkah awal untuk melompat menuju kemandirian bangsa, khususnya dalam bidang teknologi antariksa,'' kata dia, Kamis (3/9).
Dia melanjutkan, saat ini teknologi antariksa sudah menjadi kebutuhan mutlak dalam kehidupan bangsa yang modern.