Rabu 02 Sep 2015 22:18 WIB

Wapres JK: Dana Utang ADB dari Pinjaman Lama

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Karta Raharja Ucu
Jusuf Kalla
Foto: ROL
Jusuf Kalla

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan pinjaman dari Asian Development Bank (ADB) senilai Rp 5,6 triliun merupakan pinjaman lama.

"Memang kita bicara semuanya, pinjaman yang lama. Belum ada lagi pinjaman baru. Yang ada justru jual SUN, jual SBM, itu kan pinjaman juga itu," kata Kalla di kantor Wakil Presiden, Jakarta, Rabu (2/9).

Menurutnya, pemerintah saat ini memang sedang mencari dana pinjaman dengan bunga yang lebih rendah. Guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi, JK menekankan diperlukannya peningkatan produktivitas serta penyelesaian pembangunan infrastruktur.

"Kemudian bagaimana investasi luar itu cepat masuk, bagaimana produktivitas pertanian kita agar dapat mengurangi impor. Itu yang harus kita kejar," tambah dia.

Sebelumnya, ADB menyetujui pinjaman program senilai 400 juta dolar AS. Pinjaman tersebut digunakan untuk membantu pengembangan sektor finansial, termasuk memperluas akses finansial untuk masyarakat miskin.

 

Sementara itu, dalam siaran persnya, Direktur Jenderal ADB untuk Asia Tenggara James Nugent, menyampaikan sektor keuangan yang dalam, likuid, dan efisien sangat penting bagi stabilitas dan pertumbuhan. Dukungan ADB ini sesuai dengan upaya reformasi tersebut, termasuk memperkuat operasional Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai regulator.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement