REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Marwan Jafar miris melihat banyaknya rentenir di pedesaan. Untuk menghindari ini, Ia minta program-program pemberdayaan masyarakat dengan konsep pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) lebih digenjot.
Selain itu, program transmigrasi yang dijalankan pun perlu terus dibenahi dengan mengembangkan kualitas pemberdayaan masyarakat secara maksimal. "Permasalahan ekonomi di desa itu membuat para rentenir mewabah. Agar ini bisa dihindari pengembangan UMKM harus digenjot lagi," ujar Marwan, Selasa (1/9).
Ia menceritakan saat berkunjunga ke kota Transmigrasi Baru (KTM) di Telang, Banyuasin. Ada laporan dari petani, di daerah itu dulunya banyak rentenir. Sehingga masyarakat banyak yang dililit hutang. Tapi, ketika program UMKM dan koperasi diterapkan di daerah tersebut. Hutang masyarakat bisa dibayarkan dan masyarakat bisa lebih mandiri.
"Di Banyuasin petani di sana ngaku banyak yg terlilit hutang. Tapi setelah ada program UMKM dan Koperasi mereka bisa jadi lebih mandiri," kata Marwan.
Selain kasus di Banyuasin, Marwan juga mengakui pernah mendengar kasus masyarakat miskin di Bekasi yang dianiaya oleh rentenir hingga meninggal. Padahal uang yang dihutang oleh masyarakat tersebut hanya Rp 300 ribu. Kasus seperti ini menurutnya sebagai potret sosial yang kemudian menghidupkan para rentenir.
Ia kembali mengimbau, kasus ini tidak boleh terulang lagi. Masyarakat harus mandiri dengan rentetan program seperti pengembangan program UMKM.