REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) membuat hujan buatan untuk mengisi air di Daerah Aliran Sungai (DAS) waduk PLTA Kota Panjang di Riau dan Danau Singkarak di Sumatera Barat.
"Kondisi hujan yang mulai berkurang sejak awal Juli 2015 mengakibatkan inflow waduk Kota Panjang dan Danau Singkarak berkurang drastis, sehingga membuat Tinggi Muka Air (TMA) juga menurun secara signifikan," kata Sekretaris Utama BPPT Soni Solistia Wirawan dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Selasa (1/9).
Oleh karena itu, Unit Pelayanan Teknis Hujan Buatan (UPTHB) BPPT membuat hujan buatan dengan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) untuk mengantisipasi agar berkurangnya air tidak mempengaruhi pola operasi PLTA Kota Panjang dan Danau Singkarak.
Kepala UPT Hujan Buatan BPPT F Heru Widodo mengatakan TMC dipusatkan di Posko TMC Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru, dan didukung satu pesawat milik PT Pelita Air Service, BMKG Wilayah Riau, PT Angkasa Pura, dan Lanud Roesmin Nurjadin.
"TMC akan digelar sekitar 45 hari dan dimulai perdana pada hari ini. Direncanakan setiap hari akan dilaksanakan satu atau dua penerbangan, namun juga disesuaikan dengan kondisi awan yang ada," katanya.
Ia berharap dengan TMC curah hujan yang berpeluang terbentuk secara alami dapat dikondisikan agar jatuh tepat di dalam catchment area waduk PLTA Kota Panjang dan Danau Singkarak dan dengan durasi yang lebih panjang. Sehingga secara keseluruhan akan memberikan penambahan curah hujan di daerah yang ditargetkan.
Manajer PT PLN (Persero) Pembangkitan Wilayah Sumatera Bagian Utara Sektor Pembangkitan Pekanbaru Charles Leonard Damanik berharap operasi ini mampu menaikkan elevasi TMA di waduk PLTA Kota Panjang dan Danau Singkarak, sehingga kesinambungan kelistrikan di wilayah Sumatera Barat dan Riau dapat terjaga pasokannya.
Pada 2013, TMC juga pernah dilakukan di waduk PLTA Kota Panjang dan Danau Singkarak. Hujan buatan dilakukan sebagai antisipasi TMA untuk kepentingan pasokan listrik di sebagian wilayah Sumatera.