REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekitar 40 ribu buruh dari berbagai organisasi sedang merangsek ke Istana Negara dari Jalan Medan Merdeka. Mereka akan menuntut pemerintah mengatasi persoalan ekonomi dan sosial.
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal, meminta Presiden Joko Widodo segera mengatasi persoalan krisis ekonomi yang berdampak pada buruh. Sebab, selama ini presiden masih hanya beretorika.
"Kita berkeyakinan pemerintahan Jokowi akan memperhatikan sungguh-sungguh. Tetapi, kita minta presiden jangan retorika," katanya kepada Republika, Selasa (1/9).
Artinya, kata Said, pemerinta tidak hanya melihat angka yang bergerak di sektor ekonomi makro. Tetapi juga harus memperhatikan sektor rill karena ratusan ribu buruh ada di sektor tersebut.
"Beliau pernah mengatakan uang banyak. Pertanyaannya uang banyak itu di mana? Uang itu kan ada di APBN. Serapan APBN dan APBD 46 persen secara nasional dan daerah 54 persen, serapan APBN lainnya tinggal empat bulan jadi tidak mungkin," ujarnya.
Said menjelaskan, dalam waktu yang singkat ini pemerintah perlu membenahi sektor rill dengan memberikan intensif. Dalam hal ini, kata dia, pemerintah harus menurunkan harga listrik, biaya logistik bagi industri, dan meningkatkan daya beli buruh dengan menaikkan upah minimum pada 2016 mendatang.