REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan langkah melestarikan dan mengembangkan desain Arsitektur Nusantara, tidak hanya sebagai upaya menjaga kearifan budaya lokal Indonesia. Langkah ini sekaligus juga untuk melahirkan ikon-ikon desain bangunan dan infrastruktur lingkungan yang menjadi daya tarik bagi para wisatawan untuk berkunjung ke Indonesia.
"Kaitan antara arsitektur dengan pariwisata memang tidak langsung tetapi sangat berperan dalam memberikan nilai tambah pada dunia pariwisata. Estetika desain dan kualitas dari hotel, resor , museum, galeri dan bangunan publik lainnya adalah faktor-faktor penting yang mempengaruhi wisatawan berkunjung ke Indonesia" kata Arief pada acara Malam Arsitektur Nusantara 3, di Jakarta, belum lama ini.
Oleh karena itu, lanjut Menteri, sejalan dengan program Kementrian Pariwisata yang ditargetkan oleh Presiden untuk meraih jumlah wisman 20 juta sampai 2019. Ide kreatif dari para arsitek sangat diharapkan bisa memberikan kontribusi nilai tambah degan merancang ikon desain arsitektur dan keindahan estetika kawasan dengan desain - desain untuk kawasan yang akan dikembangkan ini. Ikon yang mampu mengikuti tuntutan modern, namun tidak meninggalkan keunikan dan kearifan lokal budaya setempat.
Dukungan yang diberikan oleh pemerintah, dalam hal ini Kementrian Pariwisata antara lain : mewujudkan pertumbuhan market share arsitektur menjadi 4 persen di tahun 2019, mendorong ditetapkannya ciri atau identitas arsitektur nusantara, memfasilitasi Hak Kekayaan Intelektual (HKI) secara online dan mengajak pengusaha loka (stakeholders) sebagai lokomotif pengembangan bisnis desain dan arsitektur nusantara.
Pada malam Arsitektur Nusantara 3 diserahkan hadiah pemenang Sayembara Desain Arsitektur Nusantara 2 tahun 2014. Sayembara kali ini diselenggarakan oleh PT Propan Raya dan Kementrian Perhubungan RI bekerjasama dengan Kementrian Pariwisata RI dan Badan Ekonomi Kreatif RI serta didukung penuh oleh IAI (Ikatan Arsitek Indonesia), HDII ( Himpunan Desainer Interior Indonesia), INIAS Resourse Center, GBCI ( Green Building Indonesia) dan Rumah Asuh.