Senin 31 Aug 2015 08:25 WIB
Rupiah Melemah

Kapolda Minta Massa Aksi 1 September tak Lakukan Long March

Rep: C15/ Red: Ilham
Aksi buruh
Foto: ROL/Fian Firatmaja
Aksi buruh

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolda Metro Jaya, Irjen Tito Karnavian menghimbau agar massa aksi buruh Selasa (1/9), besok tidak melakukan long march. Tito menghimbau agar aksi dilakukan di Monumen Nasional (Monas) saja.

"Saya minta ke para buruh agar melakukan aksinya di Monas saja. Jangan berkonvoi karena hal itu bisa membuat kemacetan," ujar Tito, Senin (31/8).

Tito mengatakan, jika buruh melakukan long march dikhawatirkan akan menimbulkan kemacetan di ruas jalan Jakarta. Kemacetatan, kata dia, adalah masalah utama di Jakarta, dan jika ditambah dengan adanya penutupan jalan atau pengalihan arus akan semakin menambah kemacetan Jakarta.

Berbeda dengan aksi buruh yang biasa seperti 1 Mei atau Mayday dan car free day. Aksi yang akan dilakukan 1 September, besok merupakan hari kerja, yang biasanya terjadi penumpukan kendaraan pada jam jam tertentu.

Sebelumnya, Ahad (30/8), Kapolda sudah duduk bersama dengan para serikat buruh untuk membicarakan hal ini. Meski ada beberapa keinginanan massa aksi yang masih bersebrangan dengan himbauan polisi, Tito berharap aksi yang akan berlangsung besok bisa berjalan lancar.

Rencananya, sekitar 50 ribu massa aksi akan turun ke jalan besok. Aksi ini sebagai respon atas banyaknya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang terjadi seiring dengan anjloknya nilai tukar rupiah. Aksi akan berkonsentrasi di Bundaran HI dan Istana Negara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement