Sabtu 29 Aug 2015 12:32 WIB

BMKG Deteksi 47 Titik Panas di Riau

Peta titik api kebakaran hutan Sumatra dan Kaimantan.
Peta titik api kebakaran hutan Sumatra dan Kaimantan.

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru mendeteksi sebanyak 47 titik panas di Provinsi Riau. Padahal, dalam sepekan terakhir, jumlah titik panas menurun dan bahkan tidak terdeteksi.

Kepala BMKG Pekanbaru, Sugarin menjelaskan ke 47 titik panas tersebut tersebar di delapan kabupaten dan kota se Riau.

"Pelalawan dan Indragiri Hilir merupakan dua kabupaten dengan jumlah titik panas masing-masing sembilan dan 12 titik," katanya, Sabtu (29/8).

Selanjutnya, Indragiri Hulu dan Bengkalis masing-masing delapan dan enam titik panas. Rokan Hilir lima titik panas, Siak dengan empat titik panas, Kampar dua titik panas serta Meranti dengan satu titik panas.

Sementara itu, dari 47 titik panas yang terdeteksi pada Sabtu pukul 07.00 WIB tersebut, 29 diantaranya dipastikan merupakan titik api dengan tingkat kepercayaan 70 persen.

"Untuk titip api terdapat di tujuh Kabupaten dengan Inhil penyumbang terbanyak mencapai 12 titik api," ujarnya.

Selanjutnya Pelalawan dan Inhu masing-masing lima titik api, Bengkalis tiga titik api, Kampar dan Siak dengan satu titik api serta Rohul dengan dua titik api.

Jumlah titik api yang terdeteksi pada Sabtu ini merupakan jumlah terbanyak dalam sepekan terakhir. Sebelumnya keberadaan titik api sempat berhasil dikendalikan oleh Satuan Tugas Kebakaran Hutan dan Lahan Riau.

"Jumlah titik api terus berkurang. Akan tetapi cuaca yang masih panas berpotensi menyebabkan kebakaran kembali terjadi," kata Kepala BPBD Riau, Edwar Sanger.

Menurut Sanger BMKG sendiri mempredikisikan musim panas Riau akan terus berlangsung hingga Oktober mendatang. Untuk itu, berdasarkan sejumlah pertimbangan untuk menghindari terjadinya Asap, beberapa waktu lalu Pelaksana tugas Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman memperpanjang status siaga darurat Karhutla Riau.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement