Kamis 27 Aug 2015 17:12 WIB

Menristek: Tenaga Nuklir Harus Segera Dibangun

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Dwi Murdaningsih
Australia Selatan mempertimbangkan pengembangan industri nuklir termasuk pembangunan PLTN.
Foto: abc news
Australia Selatan mempertimbangkan pengembangan industri nuklir termasuk pembangunan PLTN.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Pemerintah Indonesia  sudah merencnakan untuk membangun rekator nuklir demi menghasilkan energi salah satunya energi listrik. Menristek-dikti Mohammad Nasir pun mengintruksikan agar pembangunan ini lebih cepat dilaksanakan agar pemakaian energi nuklir segera tersalurkan.

"Saya ingin membangun energi nuklir juga untuk edukasi. Jadi selain untuk energi, bisa juga untuk pendidikan," ujar Nashir, usai menghadiri acara seminar Komunikasi Internasional, Kamis (27/8).

Menurut Nahsir, saat ini Uni Emirat Arab sedang membangun nuklir yang akan selesai pada 2020. Keberadaan nuklir tersebut akan menghasilkan listirk sekitar 5.400 Mw. Mereka telah berpikir mengenai teknologi berkemajuan meski energi fosil di arab sangat melimpah. "Mereka saja sudah seperti ini. Sekarang kira-kira Indonesia butuh enggak," papar Nashir.

Nashir juga telah berkoordinasi dengan Menteri ESDM Sudirman Said. Sudirman disebut menyambut baik keinginan tersebut karena energi fosil dan minyak lebih baik digunakan anak cucu. Sementara, teknologi nuklir wajib dikembangkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement