REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Kabinet Pramono Anung meminta Pansel KPK menaruh perhatian lebih pada calon pimpinan yang sudah dicap merah oleh Bareskrim Mabes Polri.
Hal ini dikatakan Pramono untuk menanggapi pernyataan Kepala Bareskrim Mabes Polri Budi Waseso yang akan membuka ke publik hasil penelusuran rekam jejak para calon pimpinan KPK apabila diloloskan oleh Pansel.
"Karena Bareskrim diminta secara khusus oleh Pansel untuk menelusuri mereka-mereka ini, maka apa yang menjadi temuan itu seyogyanya menjadi perhatian dari Pansel," ujar Pramono di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (26/8).
Bahkan, jika memang dibutuhkan, Pramono menilai Pansel bisa saja melakukan inisiatif dengan mengkroscek hasil penelusuran yang sudah ada.
Kendati begitu, Pramono meyakini, Pansel mampu menghasilkan para pimpinan KPK yang tak hanya bersih, tapi juga berintegritas dan sesuai dengan harapan publik. Dia juga memastikan Pemerintah tak akan ikut campur apalagi mengintervensi kerja Pansel.
"Kami sepenuhnya menyerahkan kepada Pansel untuk gunakan data itu. Silakan Pansel meneliti itu supaya kita tidak salah lagi pilih orang," katanya.
Pansel KPK memang melibatkan Bareskrim Mabes Polri dalam menelusuri rekam jejak para calon pimpinan lembaga anti rasuah tersebut. Kabareskrim Mabes Polri Budi Waseso menyatakan, pihaknya akan membuka ke publik hasil penelusuran rekam jejak para calon apabila tetap diloloskan oleh Pansel.
"Jika nanti ada yang diloloskan, akan saya perlihatkan, kita buka ke masyarat," ucap Budi.