REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Api yang membakar hutan lindung di lereng selatan Gunung Slamet, masih berkobar, Rabu (26/8). Petugas gabungan pemadam kebakaran hutan lindung Gunung Slamet mengalami kesulitan untuk melakukan pemadaman, karena lokasi hutan yang terbakar cukup jauh dari akses jalan disertai medan yang sulit.
"Dari komunikasi yang kami lakukan dengan petugas pemadam di lapangan, ada 25 titik," ujar Kepala Urusan Komunikasi Perusahaan Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyumas Timur, Taufik Didiet, Rabu (26/8).
Menurutnya, kawasan hutan yang terbakar, ternyata juga tidak hanya di kawasan hutan lindung berupa savana atau padang rumput dengan hutan perdu. Namun juga sudah mencapai kawasan hutan lindung dengan pohon tegakan.
Dalam upaya pemadaman, Taufik mengakui pihaknya telah melakukan koordinasi yang melibatkan berbagai pihak. Antara lain dari unsur TNI, Polri, Perum Prutani, BPBD, Tagana, SAR, Linmas dan masyarakat. "Kami juga mendirikan Posko di Dusun Kalipagu Desa Ketenger Kecamatan Baturraden, yang merupakan desa terakhir terdekat menuju kawasan hutan yang terbakar," jelasnya.
Kapolsek Kedungbantang AKP Sambas Budi Waluyo ditemui di Posko Dusun Kalipagu, menyebutkan untuk membantu proses pemadaman, pihaknya telah mengirim lagi tim pemadam yang gerasal dari berbagai unsur. "Jumlah personel yang dikirim berjumlah 70 orang. Mereka harus berjalan kaki 8 jam untuk mencapai lokasi hutan yang terbakar, sebelum bisa membantu petugas yang ada di lokasi untuk melakukan pemadaman," katanya.
Informasi dari petugas di posko Kalipagu, luasan hutan yang sudah terbakar hingga Rabu (26/5) sudah mencapai 40 hektare. Kapolres menyebutkan, api yang berkobar di hutan lindung bahkan mencapai ketinggian tujuh meter, karena pohon yang terbakar merupakan pohon tegakan.
"Dengan besarnya api yang berkobar, petugas kebakaran hanya bisa melakukan pemadaman dari jarak 30 meter dari titik api," katanya.
Soal penyebab kebakaran, Taufik menyebutkan, kebakaran tersebut diduga akibat keteledoran sekelompok orang yang melintas di kawasan tersebut. "Saya tidak tahu apakah mereka ini pendaki atau bukan. Namun di lokasi kebakaran, petugas pemadam menemukan adanya bekas perapian dan base camp. Diduga, api berasal dari bekas perapian tersebut," jelasnya.