Rabu 26 Aug 2015 11:01 WIB
Capim KPK

Capim KPK Ini Ingin KPK Dipimpin Perempuan

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Bilal Ramadhan
Ketua Pansel Capim KPK, Destry Damayanti Panitia (dua kanan), memberikan keterangan pers sekaligus mengumumkan daftar calon pimpinan KPK periode 2015-2019 yang dinyatakan lolos seleksi Administrasi di Gedung Utama Sekretariat Negara, Jakarta, Sabtu (4/7).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Ketua Pansel Capim KPK, Destry Damayanti Panitia (dua kanan), memberikan keterangan pers sekaligus mengumumkan daftar calon pimpinan KPK periode 2015-2019 yang dinyatakan lolos seleksi Administrasi di Gedung Utama Sekretariat Negara, Jakarta, Sabtu (4/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pansel KPK hari ini kembali melakukan wawancara tahap a‎khir terhadap lima kandidat calon pimpinan KPK, salah satunya Direktur Perdata Tata Usaha Negara Jaksa Agung Muda Kejaksaan Agung, Sri Harijati.

Dalam tes wawancara yang diselenggarakan Pansel KPK, Sri mengatakan akan mengaktifkan kembali fungsi pencegahan tindak korupsi di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Ia menilai, selama ini fungsi pencegahan yang dimiliki oleh KPK ini kurang hidup.

"Saya ingin mengaktifkan fungsi KPK, yakni fungsi pencegahan dan koordinasi antara penegak hukum, kita selalu berbicara bahwa KPK selalu dalam ranah penindakan, jangan hanya mengobati, tapi juga mencegah," kata Sri dalam tes wawancara yang diadakan oleh Panitia Seleksi (Pansel) KPK, Gedung Sekertariat Negara (Setneg), Jalan Medan Merdeka, Jakarta (26/8).

Tak hanya itu, menurut Sri, fungsi koordinasi dan supervisi KPK pun dinilai tak berjalan dengan baik. Ia menambahkan lembaga anti-rasuah tersebut juga membutuhkan warna lain, yakni sentuhan dari sosok perempuan. Sebab, selama ini lembaga anti korupsi itu hanya dipimpin oleh laki-laki.

"Jadi KPK selama ini dipimpin laki-laki semua. Menurut saya jika KPK ada warna lain perempuan akan berbeda," kata Sri.

Menurut Sri, pimpinan KPK selama ini dinilainya tak memiliki komunikasi yang baik. Adanya tokoh perempuan dalam KPK dapat membantu menjalankan komunikasi lembaga tersebut. "Sentuhan perempuan sangat berbeda, mengkomunikasikan pekerjaan," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement