REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Kacung Marijan mengungkapkan kegiatan Indonesia-International Book Fair 2015 kali ini diharapkan berbeda. Ia menegaksan, program tahunan ini diharapkan tidak hanya sekedar jual-beli buku.
“IIBF sekarang bukan sekadar menjual-beli buku, tapi copyright (hak cipta) juga,” terangnya saat Jumpa Pers IIBF di Gedung E, Kemendikbud, Jakarta, Selasa (25/8).
Kacung mengatakan, IIBF tahun ini diharapkan bisa menjual-beli copyright juga. Maksudnya, ia berharap akan ada penerbit asing yang tertarik untuk membeli copyright karya anak bangsa ini.
Menurut Kacung, ajang IIBF ini merupakan momen penting untuk memperkenalkan karya-karya anak bangsa. Oleh sebab itu, ia berharap akan ada penerbit asing yang berkeinginan menerbitkan buku-buku karya Indonesia.
“Kegiatan ini jadi semacam ekspor dan impor buku nantinya,” jelasnya.
Sejauh ini, Kacung mengungkapkan, Malaysia merupakan negara yang paling banyak membeli copyright buku Indonesia. Untuk itu, ia berharap negara-negara lain bisa tertarik pula terhadap karya-karya Indonesia nantinya. Apalagi, lanjut dia, banyak penulis Indonesia yang sudah terkenal di banyak negara.
Selain itu, Kacung mengatakan, Kemendikbud juga akan menampilkan beberapa buku mereka. Salah satunya, kata dia, Buku Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia. Menurutnya, buku yang sangat penting bagi sejarah Islam Indonesia belum diperjualbelikan. “Buku ini belum dikomersilkan dan siapapun boleh menerbitkan,” ujarnya.
Ia menegaskan, penerbit akan dibebaskan royaltinya jika menerbitkan buku ini. Namun, lanjut dia, hak cipta tetap dipegang oleh Kemendikbud.
Sebelumnya, Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) kembali menyelenggarakan Indonesia International Book Fair (IIBF) . Kegiatan pameran buku tahunan ini akan dilaksanakan di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta dari 2 hingga 6 September 2015.