Senin 24 Aug 2015 01:50 WIB

Ahok Berharap Ormas tak Lagi Permalukan Budaya Betawi

Rep: C26/ Red: Ilham
 Kesenian ondel-ondel memeriahkan Lebaran Betawi di Lapangan Banteng, Jakarta, Ahad (23/8).  (Republika/Wihdan)
Kesenian ondel-ondel memeriahkan Lebaran Betawi di Lapangan Banteng, Jakarta, Ahad (23/8). (Republika/Wihdan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama berharap keberadaan organisasi masyarakat (Ormas) di Jakarta tidak mempermalukan budaya Betawi. Menurutnya, banyak oknum yang memanfaatkan nama Ormas-nya untuk mengeruk keuntungan pribadi.

"Tidak bisa lagi Ormas dipakai untuk perbuatan-perbuatan yang mencoreng, mempermalukan budaya Betawi," ujar Basuki usai menghadiri acara Lebaran Betawi ke-8 di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Ahad (23/8).

Ia menilai, kini banyak oknum-oknum nakal dalam Ormas yang memanfaatkan untuk menjual lapak ke PKL, menarik pungli, dan berkuasa. Inilah yang selama ini diidentikan dengan Ormas berbudaya betawi di kalangan masyarakat. Namun, pria yang akrab disapa Ahok ini menolak jika Ormas dengan oknum-oknum nakal di dalamnya diidentikan dengan budaya Betawi.

Ahok berharap, keberadaan Ormas dapat ditampung di bawah Badan Musyawarah (Bamus) Masyarakat Betawi yang merupakan lembaga resminya. Jadi, Ormas tidak lagi bisa sesukanya dalam bertindak. "Dan kita juga harap sampai 2018 itu sudah mulai tertib, Oramas-ormas yang menjual nama Betawi itu semuanya akan di bawah Bamus," sebutnya.

Untuk mengantisipasi itu, pihaknya juga sudah mengeluarkan Peraturan Daerah (Perda) tentang Pelestarian Budaya Betawi. Diharapkan dengan adanya Perda tersebut budaya Betawi akan semakin dihormati dan terjaga keberadaannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement