REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya, Rizal Ramli sekali lagi berbicara lantang soal bongkar muat pelabuhan atau dwelling time. Rizal menegaskan, pihaknya akan membersihkan peluang adanya mafia dalam proses bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok.
"Kami akan sikat para mafia di situ, sudah bicara informal ke Kapolri, Kasal, Panglima ABRI. Kita akan gebrak ini," ujar Rizal saat ditemui di kediamannya di Kemang, Ahad (23/8).
Langkahnya, lanjut Rizal, pemerintah akan segera mengadakan rapat terbatas secara mendalam pada pekan depan, khusus mengenai pengurangan waktu dwelling time.
"Dulu waktu saya Menko, kami bikin jalur merah dan jalur hijau di bea cukai. Jalur hijau itu artinya importirnya tepercaya, gak aneh-aneh gak neko-neko nyaris lewat begitu saja," katanya lagi.
Ke depan, lanjut Rizal, pemerintah akan memperbanyak importir yang masuk ke dalam daftar jalur hijau. Jalur merah membutuhkan waktu bongkar muat karena membutuhkan pemeriksaan yang lebih ketat. Belum lagi, kata dia, pemeriksaan di jalur merah rawan adanya permainan oleh mafia.
Importir yang masuk ke jalur hijau, tambah Rizal, harus importir yang memenuhi syarat secara spesifikasi barang dan kelengkapan dokumennya. Selain itu juga akan dilihat rekam jejak dari importir yang bersangkutan.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menuntut lama bongkar muat di pelabuhan dipersingkat menjadi 3 hingga 4 hari. Belakangan, pihak kepolisian mengendus adanya permainan dalam dwelling time ini.
"Kita akan sikat, gak peduli siapa bekingnya. Apa permainannya kita akan sikat," lanjut Rizal.