Ahad 23 Aug 2015 16:22 WIB

Pemerintah Berangkatkan 114 Transmigran ke Poso

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Marwan Jafar.
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Marwan Jafar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Insiden pengejaran dan penembakan yang terjadi di Poso, Sulawesi Tengah antara kepolisian dan teroris jaringan Santoso, tidak menyurutkan langkah pemerintah mengirim para transmigran ke daerah yang pada awal Reformasi dilanda konflik tersebut.

Hal itu terlihat dengan langkah Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Marwan Jafar melepas 114 transmigran ke Poso melalui Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (21/8). Pelepasan transmigran dilakukan setelah aparat kepolisian menjamin keamanan para peserta program transmigrasi itu.

“Saya akan terus berkoordinasi dengan aparat kepolisian dan TNI, agar menjamin keamanan transmigran dalam pengawalan menuju kawasan transmigrasi di Desa Saembawalati, Poso, Sulawesi Tengah. Jadi agar tetap tenang dan jangan mudah terhasut,” ujar Marwan dalam siaran pers, Ahad (23/8).

Diamenambahkan, dari Poso kota menuju desa transmigrasi masih cukup jauh dengan jarak tempuh selama tiga jam. Dan aparat keamanan, kata dia, menjanjikan akan sering melakukan patroli setiap saat di daerah yang ditempati para transmigran. “Jadi tidak ada yang perlu diragukan lagi. Tekad harus lebih besar dibandingkan rasa takut, kalau ingin memperbaiki hidup,” ujarnya menteri asal Pati, Jawa Tengah tersebut.

Perlu diketahui, pelepasan perdana transmigran pada pekan lalu, berjumlah 114 keluarga yang berasal dari Jawa Timur sebanyak 10 keluarga atau 37 jiwa dan asal Jawa Barat sebanyak 15 keluarga atau 56 jiwa.  Tahun 2015, terdata sebanyak 1.652  keluarga yang sudah bersiap mengikuti program transmigrasi.

“Saya kembali tegaskan bahwa pemerintah sangat menghargai dan berupaya memberikan yang terbaik  bagi masyarakat yang ingin bertransmigrasi. Transmigran harus optimistis  bahwa ada tanah harapan yang telah menanti untuk dikelola,” kata mantan ketua fraksi PKB DPR tersebut.

Marwan tidak menampik dengan adanya desas-desus negatif bertransmigrasi. Dia sudah memikirkan solusi dan kebijakan yang harus dilakukan pemerintah untuk menetapkan kawasan transmigrasi. Sehingga program tersebut akan banyak diminati oleh masyarakat Indonesia. “Saya intruksikan, ada prosedur dalam penetapan kawasan persiapan transmigrasi,” ujar Marwan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement