Sabtu 22 Aug 2015 10:40 WIB

Kabut Asap di Palangka Raya Kian Pekat

Kebakaran lahan gambut (ilustrasi)
Foto: Antara
Kebakaran lahan gambut (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PALANGKA RAYA -- Langit di Palangka Raya pada Sabtu pagi kian pekat akibat kebakaran semak belukar di atas lahan bergambut di beberapa lokasi pinggiran Palangka Raya dan beberapa titik api baru pada lokasi lain. 

Sejak lima hari terakhir hingga Sabtu pagi, kabut asap di Kota Palangka Raya tidak berubah dan bahkan menebal disertai partikel debu yang mulai menimbulkan masalah kesehatan warga penduduk setempat.

Keluhan sakit tenggorokan dan pernafasan mulai dirasakan warga Palangka Raya, termasuk anak-anak. Dari kunjungan pasien ke tempat praktik dokter di Kota Palangka Raya, terbesar dengan keluhan gangguan sakit pada tenggorokan disertai flu dan batuk.

Salah seorang dokter spesialis anak di Palangka Raya, dr.Ni Made Yuliandri, Sp.A mengatakan, anak-anak dengan keluhan gangguan tenggorokan, flu serta batuk meningkat bersamaan kabut asap yang terjadi di Palangka Raya.

"Gejala yang sering dikeluhkan anak-anak flu, batuk, dan biasa diikuiti suhu tubuh panas tinggi," ucap Ketua Asosiasi Dokter Anak Kota Palangka Raya itu.

Sementara Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Palangka Raya, Anwar Gayo mengatakan meluasnya sebaran titik api kebakaran lahan dan semak belukar di pinggiran Kota Palangka Raya, mulai membuat kewalahan para petugas yang tergabung dalam tim serbu api.

"Kami mulai kesulitan untuk memadamkan titik api meskipun api kecil dan baru, karena sumber air yang biasa diambil dari parit besar yang mengelilingi lahan saat ini sudah mengering karena lama tidak hujan," kata Peri Abuk seorang petugas Tim Serbu Api.

Titik api terdekat dalam kota terdapat di areal lahan kampus II Universitas Muhammadiyah Palangka Raya seluas 20 hektare. Dalam dua pekan terakhir terdapat titik api yang diperkirakan dari rembetan dan sisa pembakaran lahan yang dilakukan warga pemilik kavling tanah di sekitar kampus.

Menurut Peri Abuk, petugas Tim Serbu Api dengan perlengkapan peralatan pembatas lahan terbakar dan mesin pompa air tidak bisa banyak berbuat karena kesulitan sumber air yang selama ini mengandalkan air dari saluran pengeringan yang terdapat di daerah pinggiran kota Palangka Raya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement